Semarang, Idola 92,6 FM – Menjelang tahun politik atau Pemilu 2024 mendatang, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah meminta masyarakat untuk mewaspadai peredaran uang palsu (upal).
BI Jateng memberikan saran terhindar dari penggunaan upal, untuk pemakaian transaksi digital melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Rahmat Dwisaputra mengatakan pihaknya menerima adanya laporan upal dari masyarakat maupun perbankan, yang setiap tahun terus mengalami penurunan. Pernyataan itu dikatakan di sela media briefing dengan wartawan Semarang, Rabu (10/4).
Rahmat menjelaskan, pada Maret 2023 kemarin di Jateng temuan upal dari perbankan sebanyak 1.071 lembar upal.
Jumlah tersebut mengalami penurunan bila dibandingkan bulan sebelumnya, pada Februari 2023 ditemukan 1.452 lembar dan di Januari 2023 ditemukan 2.097 lembar upal.
Menurut Rahmat, pada momentum tertentu memang terkadang kerap terjadi adanya peredaran upal di tengah masyarakat.
Salah satunya adalah menjelang agenda tahun politik pada 2024 mendatang.
“Jadi di triwulan pertama tahun ini hanya bulan Januari yang kita menerima laporan adanya uang palsu dari perbankan. Artinya cukup menurun kasus ditemukannya uang palsu,” kata Rahmat.
Lebih lanjut Rahmat menjelaskan, salah satu upaya untuk menekan adanya peredaran upal di tengah masyarakat adalah memanfaatkan pembayaran nontunai.
Masyarakat diimbau lebih banyak menggunakan transaksi nontunai, maupun pembayaran secara digital melalui QRIS guna meminimalkan peredaran upal di tengah masyarakat.
“Harapan kita semakin banyak pengguna baru QRIS, dan tidak perlu lagi membawa uang kartal dalam jumlah banyak. Jadi transaksi semakin mudah dan aman untuk semuanya,” pungkasnya. (Bud)