Semarang, Idola 92,6 FM – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah mencatat, beberapa terjadi inflasi dan daging ayam ras selalu menjadi penyumbangnya.
Ternyata, kenaikan harga daging ayam ras yang menyumbang terjadinya inflasi di Jateng itu disebabkan langkanya pakan ternak.
Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Ndari Surjaningsih mengatakan dalam beberapa bulan terakhir ini, memang daging ayam ras menjadi penyumbang terjadinya inflasi di provinsi ini. Hal itu dikatakan saat ditemui di kantornya, Kamis (20/7).
Menurut Ndari, laju inflasi yang disebabkan karena kenaikan harga daging ayam ras itu langkanya pakan ternak sebagai kebutuhan pokok para peternak.
Diakuinya, kebutuhan pakan ternak khususnya ternak ayam memang sedang dalam masa kesulitan stok.
Ndari menjelaskan, pakan ternak ayam yang utama adalah jagung sedang mengalami masa sulit panen.
Bahkan, negara pengimpor jagung untuk Indonesia yaitu dari India sedang mengalami musim kering atau El Nino lebih cepat dari Indonesia.
“Supply demand kan tidak imbang ya, dan tidak banyak daerah di Indonesia yang produksi jagungnya melimpah. Jadi kebutuhan jagung di dalam negeri kurang. Secara internasional ada kenaikan harga, dan di domestik kekurangan pasokan,” kata Ndari.
Sementara itu Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Rahmat Dwisaputra menambahkan, komoditas daging ayam ras dan bawang putih memang masih menjadi penyumbang terjadinya inflasi di provinsi ini.
Beberapa daerah di Jateng yang dilakukan survei, memang mengalami Inflasi dan pada Juni 2023 terjadi inflasi sebesar 0,03 persen.
Menurut Rahmat, penyebab utama terjadinya inflasi adalah kenaikan harga daging ayam ras dan bawang putih.
“Tingkat inflasi tahun kalender Juni 2023 sebesar 1,34 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juni 2023 terhadap Juni 2022) sebesar 3,18 persen,” ujar Rahmat. (Bud)