Semarang, Idola 92,6 FM – BPS Jawa Tengah mencatat, penduduk miskin pada September 2022 turun 0,27 persen bila dibandingkan periode September 2021. Namun, bila dibanding periode Maret 2022 terjadi kenaikan 0,05 persen.
Statistisi Ahli Madya BPS Jateng Muh Saichudin mengatakan jumlah penduduk miskin pada September 2022 sebanyak 3,86 juta orang, atau turun sebanyak 75,78 ribu orang bila dibandingkan periode September 2021. Hal itu disampaikan melalui siaran pers secara virtual, kemarin.
Saichudin menjelaskan, bila dibandingkan periode Maret 2022 terjadi kenaikan 26,79 ribu orang. Sementara untuk persentase penduduk miskin perkotaan pada Maret 2022 sebesar 9,92 persen, naik menjadi 10,02 persen pada September 2022.
Sedangkan persentase penduduk miskin perdesaan pada Maret 2022 sebesar 12,04 persen, naik tipis menjadi 12,05 persen pada September 2022.
Menurut Saichudin, secara umum pada periode September 2021-September 2022 tingkat kemiskinan di Jateng mengalami penurunan dari sisi jumlah maupun persentase.
“Penduduk dikatakan miskin apalagi memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan. Garis kemiskinan adalah garis kemiskinan makanan ditambah garis kemiskinan nonmakanan. Berbicara kemiskinan bukan hanya melihat persentase penduduk miskin tapi juga harus melihat indeks kedalaman dan tingkat keparahan yang diukur dari Formula,” kata Saichudin.
Lebih lanjut Saichudin menjelaskan, sejumlah faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan di Jateng selama periode Maret-September 2022 di antaranya adalah kebijakan kenaikan harga BBM pada 3 September 2022. Kenaikan harga BBM dipicu kenaikan harga minyak dunia akibat perang Ukraina-Rusia.
“Selama periode Maret-September 2022, Jateng mengalami inflasi sebesar 3,87 persen. Inflasi di perdesaan juga mengalami kenaikan sebesar 4,30 persen,” pungkasnya. (Bud)