Semarang, Idola 92,6 FM – G20 EMPOWER berkomitmen menyelesaikan rencana kerja, untuk mendorong terlaksananya rekomendasi dalam Deklarasi Pemimpin G20 di Bali beberapa waktu lalu.
G20 EMPOWER berkolaborasi dengan Bank Dunia dan dukungan dari Pemerintah Australia, bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) Republik Indonesia meluncurkan ‘Pedoman Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Perempuan Indonesia’.
Menteri KPPPA Bintang Puspayoga mengatakan pedoman yang baru saja diluncurkan, berisi tiga bagian besar. Hal itu disampaikan melalui siaran pers, Rabu (31/5).
Menurut Bintang, bagian pertama adalah pengenalan dan tujuan diluncurkannya pedoman yang berisi data gender di Indonesia.
Pembuatan pedoman bagi UMKM perempuan di Indonesia muncul dari prioritas yang diberikan pemerintah daerah, untuk meningkatkan kesetaraan gender dalam pekerjaan sektor swasta.
Bintang menjelaskan, bagian kedua dalam bentuk tabel dan grafik mengenai partisipasi angkatan kerja perempuan pada sektor swasta di Indonesia.
Dari data yang disajikan, bisa dilihat bahwa selama dekade terakhir partisipasi perempuan cenderung stagnan dan tetap lebih rendah bila dibandingkan dengan laki-laki.
Tahapan selanjutnya untuk mencapai keberhasilan, dan melalui pedoman tersebut penyempurnaan panduan akan disiapkan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan.
“Kami sangat mengapresiasi kemitraan ini. Peluncuran pedoman ini sekaligus menjadi tindakan nyata dalam mempromosikan serta memajukan kebijakan terkait pengembangan perempuan dan UMKM,” kata Bintang.
Lebih lanjut Bintang menjelaskan, keterlibatan dan inisiatif Bank Dunia dalam menghasilkan analitik yang dapat ditindaklanjuti untuk menginformasikan dialog kebijakan akan berkontribusi untuk memaksimalkan upaya untuk memajukan pemberdayaan perempuan dengan cara yang inklusif dan sejahtera.
Chair G20 EMPOWER Presidensi Indonesia Yessie Yosetya menambahkan, pedoman yang telah disusun bersama World Bank menjadi strategi yang tepat untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Tidak hanya bagi pelaku UMKM perempuan, namun Indonesia secara keseluruhan.
Menurutnya, tujuan dari pedoman tersebut untuk melacak Indonesia telah berada pada lintasan yang benar atau tidak.
“Ke depannya, output dari pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi negara anggota G20 lainnya untuk membuat regulasi dan program percepatan pemberdayaan perempuan,” ucap Yessie.
Lebih lanjut Yessie menjelaskan, salah satu platform belajar online untuk perempuan Indonesia yang dikembangkan XL Axiata hingga saat ini telah membuka akses bagi lebih dari 500 ribu womenpreneurs.
Tujuannya untuk memahami perspektif gender, perencanaan bisnis, literasi keuangan dan pemasaran digital.
“Womenpreneur binaan kami mengalami peningkatan produksi sebesar 30 persen, peningkatan omzet usaha sebesar 13 persen dan area pemasaran yang lebih luas sebesar 75 persen,” pungkasnya. (Bud)