Santri Diajari Budidaya Maggot Dengan Solusi IoT

Solusi IoT untuk budidaya maggot
Santri saat diajari menggunakan Solusi IoT untuk budidaya maggot.

Semarang, Idola 92,6 FM-Santri yang ada di pondok pesantren (ponpes), diajari untuk memanfaatkan teknologi dalam budidaya maggot.

Penggunaan solusi IoT akan membantu memermudah mengukur suhu dan kelembaban terbaik, secara real time.

Solusi juga memiliki sejumlah fitur pemantauan lingkungan, dan kontrol suhu serta kelembaban di lokasi budaya maggot.

Chief Corporate Affairs XL Axiata Marwan Baasir mengatakan pihaknya terus mendorong penerapan teknologi digital, di kalangan ponpes dan salah satunya adalah Ponpes Miftahul Ulum Sekar Anyar Pamekasan di Madura. Pernyataan itu dikatakan melalui siaran pers, kemarin.

Menurut Marwan, pihaknya mengajarkan para santri memanfaatkan solusi berbasis Internet of Things (IoT) untuk budidaya maggot.

Dalam proyek edukasi tersebut, pihaknya menggandeng mitra Yayasan Benihbaik untuk melatih budidaya maggot.

Marwan menjelaskan, solusi IoT untuk budidaya maggot lahir dari hasil program inkubasi IoT di Laboratorium XCamp XL Axiata.

Dari laboratorium tersebut dipilih sejumlah solusi IoT yang cocok dan dapat diterapkan di lingkungan pesantren, terutama yang dapat mendukung upaya pemberdayaan ekonomi.

“Melalui program Pesantren Digital, XL Axiata turut menyediakan sejumlah solusi digital yang bisa dimanfaatkan oleh teman-teman pengelola pondok pesantren di seluruh Indonesia. Pemanfaatan solusi IoT adalah salah satu implementasinya, dapat dipakai untuk meningkatkan produktivitas di pesantren, termasuk dalam kegiatan ekonomi dan kewirausahaan,” kata Marwan.

Lebih lanjut Marwan menjelaskan, solusi IoT memiliki sejumlah fitur pemantauan lingkungan dan kontrol suhu atau kelembaban di lokasi peternakan Black Soldier Fly (BSF).

Untuk bisa menghasilkan maggot yang menjadi pakan ternak berkualitas tinggi, dibutuhkan suhu dan kelembapan optimal dengan rentang 20-25⁰ Celcius.

Selain itu dibutuhkan juga kelembaban yang ideal dalam beternak maggot, yaitu 50-70 persen.

“Nilai ekonomi yang bisa dihasilkan dari budidaya maggot pun terbilang cukup tinggi. Maggot dibutuhkan untuk pakan ternak seperti unggas dan lele. Maggot bisa menjadi pakan ternak berkualitas tinggi yang dapat mempercepat pertumbuhan hewan ternak. Dengan demikian, budidaya maggot ini juga dapat mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat,” pungkasnya. (Bud)

Ikuti Kami di Google News
Artikel sebelumnyaTok, UMP Jateng Naik 4,02 Persen Tahun Depan
Artikel selanjutnyaKetika Bahasa Indonesia Menjadi Bahasa Resmi Sidang Umum UNESCO, Apa Artinya?