Semarang, Idola 92.6 FM – Pada setiap tanggal 1 Juni, bangsa Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila. Peringatan tahun ini mengambil tema “Gotong Royong Membangun Peradaban dan Pertumbuhan Global”.
Menengok sejarah ke belakang, Hari Lahir Pancasila merujuk pada momentum sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dari tanggal 28 Mei-1 Juni 1945. Sidang tersebut diikuti banyak tokoh penting seperti Muhammad Yamin, Dr. Soepomo, dan Ir. Soekarno. Mereka menyampaikan gagasan tentang negara Indonesia. BPUPKI menggelar sidang pertamanya pada tanggal 29 Mei 1945. Dalam sidang tersebut, anggota BPUPKI membahas mengenai dasar-dasar Indonesia merdeka.
Kemudian, salam sidang kedua BPUPKI, Soekarno dalam pidatonya yang bertajuk Lahirnya Pancasila menyampaikan gagasan mengenai konsep awal Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia tepatnya pada 1 Juni 1945.
Pidato itu awalnya disampaikan Soekarno tanpa judul. Baru mendapat sebutan “Lahirnya Pancasila: dari mantan Ketua BPUPKI Dr. Radjiman Wedyodiningrat, dalam kata pengantar buku.
Bisa dikatakan, memperkokoh nilai-nilai Pancasila dalam pemahaman dan tindakan nyata adalah cara terbaik dalam memperingati Hari Lahir Pancasila.
Maka, memperingati hari kelahiran Pancasila, sudah seberapa jauh, segenap elemen bangsa dalam memahami, menghayati, dan mengamalkannya dalam tindakan nyata?
Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Agus Wahyudi, Ph.D (Kepala Pusat Studi Pancasila Universitas Gadjah Mada Yogyakarta), Fauzi Abdillah, M.Pd (Dosen Prodi S1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta dan juga sebagai Kabid Pelatihan dan Peningkatan Kompetensi Guru P2G), dan Letjen (Purn) Kiki Syahnakri (Mantan Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat). (her/yes/ao)
Simak podcast diskusinya: