Refleksi 25 Tahun Reformasi, Sudahkah Sesuai Harapan?

Reformasi Dikorupsi
Photo/Istimewa

Semarang, Idola 92.6 FM – Sekira 25 tahun lalu, Presiden Soeharto didampingi wakilnya BJ Habibie mengumumkan pengunduran dirinya sebagai presiden setelah 32 tahun menjabat. Pidato pengunduran dirinya sebagai presiden itu sekaligus juga menjadi tonggak berakhirnya 32 tahun rezim Orde Baru.

Para elemen mahasiswa dan lainnya pun bersorak gembira menduduki kompleks parlemen, Jakarta. Puncak kekisruhan dan kerusuhan telah berakhir. Api kerusuhan yang dimulai sejak 13 Mei 1998 perlahan padam.

Dan era Reformasi pun dimulai. Enam tuntutan reformasi diutarakan:

  1. Adili Soeharto dan kroninya.
  2. Hapus dwifungsi ABRI.
  3. Hapus korupsi, kolusi, dan nepotisme.
  4. Otonomi daerah seluas-luasnya.
  5. Amendemen UUD 1945.
  6. Tegakkan supremasi hukum.

Lalu, kini, merefleksi 25 Tahun Reformasi, sudahkah Reformasi berjalan sesuai harapan? Bagaimana potret kebebasan berpendapat dan berekspresi masyarakat sipil?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, nanti kami akan berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni:

Ubedilah Badrun, MSi (Pengamat politik/ Anggota Presidium Aliansi Dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ)/  Aktivis Gerakan Mahasiswa dan Pendiri FKSMJ 1996) dan Wahyudi Djafar (Direktur Eksekutif Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (Elsam)). (her/yes/ao)

Simak podcast diskusinya:

Ikuti Kami di Google News
Artikel sebelumnyaMenyikapi Perbedaan Ukuran Garis Kemiskinan yang Direkomendasikan Bank Dunia dengan Ukuran Pemerintah
Artikel selanjutnyaKemenkes Apresiasi Kinerja Jateng Tuntaskan Masalah BABS