Semarang, Idola 92,6 FM – Petani asal Kabupaten Banjarnegara mengolah porang menjadi pangan alternatif, guna mengantisipasi ancaman krisis pangan global. Selain itu, juga untuk mengenalkan kepada masyarakat untuk tidak tergantung pada beras.
Salah satu petani porang di Dukuh Tritis Desa Kamal di Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo, Erwin Lasianto mengatakan konsep bertani porang sudah dilakukan sejak 2017 silam bersama petani lainnya.
Tidak hanya mengajarkan proses infarmnya atau budidayanya, tapi juga memberikan edukasi. Hal itu dikatakan saat ditemui di rumahnya, baru-baru ini.
Erwin menjelaskan, produk yang dihasilkan Sahabat Petani Porang Sukoharjo (SPPS) itu hanya dijual untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Petani sudah mampu menghilangkan efek gatal dari porang dan dibuat jeli maupun mi. Bahkan, mampu menjadikan produk turunan tepung glukoman.
Menurutnya, hal itu dilakukan karena saat ini ancaman pangan global santer dibicarakan. Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan dalam negeri dapat meningkatkan kekuatan pangan.
“Untuk olahan porang dari kami adalah beras porang, tepung glukoman dan ada beberapa olahan turunan antara lain seperti brownies dan dodol serta beberapa produk lain yang sudah dipasarkan UMKM,” kata Erwin.
Lebih lanjut Erwin berharap, pemerintah bisa memerhatikan petani porang untuk berkolaborasi guna meningkatkan produktivitas. Sebab, saat ini petani kesulutan dalam pengadaan mesin yang harus ditingkatkan lebih besar kapasitasnya.
“Kami beberapa kali mendapatkan tawaran menyupali tepung ataupun bahan baku dari konsumen. Tapi kita terkendala dalam hal permesinan. Target kami satu bulan bisa satu kuintal untuk tepung,” pungkasnya. (Bud)