Yogyakarta, Idola 92,6 FM – Pertumbuhan kredit perbankan per Mei 2023 mencapai 7,39 persen, atau Rp354,98 triliun untuk wilayah Jawa Tengah.
Sementara untuk di wilayah Yogyakarta, pertumbuhan kreditnya sebesar 8,62 persen atau Rp47,50 triliun.
Kepala Kantor Regional 3 OJK Jateng-DIY Sumarjono mengatakan untuk penyaluran kredit perbankan di wilayah Jateng-DIY mencapai 83 persen, dan untuk penyaluran kredit yang difasilitasi Industri Keuangan Non Bank (IKNB) sebesar 17 persen. Hal itu dikatakan di sela penyampaian materi tentang kinerja perbankan di wilayah Jateng-DIY, Senin (26/6).
Menurut Sumarjono, untuk porsi penyaluran kredit perbankan kepada UMKM di wilayah Jateng sebesar 49,17 persen dan wilayah Yogyakarta sebesar 50,83 persen.
OJK di wilayah Jateng-DIY akan terus menggalakkan kegiatan, dalam rangka meningkatkan penyaluran kredit kepada pelaku UMKM.
Sumarjono menjelaskan, untuk pertumbuhan kredit kepada pelaku UMKM di wilayah Jateng sebesar 10,57 persen dan di wilayah Yogyakarta berada di angka 9,31 persen di atas angka nasional hanya 7,61 persen saja.
“Penyaluran kredit bagi UMKM di wilayah Jateng-DIY ini lebih tinggi dibanding angka nasional, karena nasionalnya hanya 20,92 persen. Porsi penyaluran kredit kepada UMKM ini telah melebihi arahan dari bapak presiden, bahwa untuk UMKM minimalnya 30 persen di tahun 2024,” kata Sumarjono.
Lebih lanjut Sumarjono menjelaskan, selain kinerja penyaluran kredit perbankan Jateng-DIY yang mencatat nilai positif hingga Mei 2023 kemarin itu pertumbuhan aset perbankan juga mengalami peningkatan.
Untuk aset perbankan di wilayah Jateng mencapai Rp496,7 triliun, atau naik sebesar 7,74 persen lebih tinggi dibanding nasional yang hanya 6,96 persen atau Rp10,88 triliun.
Sedangkan aset perbankan di wilayah Yogyakarta meningkat 4,68 persen, atau sebesar Rp92,64 triliun.
“DPK perbankan di wilayah Jawa Tengah tumbuh sebesar 5,70 persen yoy menjadi Rp393,43 triliun. Dan kalau DIY itu tumbuh 4,23 persen yoy menjadi Rp78,46 triliun. Tapi pertumbuhan DPK ini lebih rendah dari nasional yang mencapai 6,55 persen yoy dengan nominal Rp8.007,69 triliun,” pungkas Sumarjono. (Bud)