Penurunan Kemiskinan Belum Berbanding Lurus dengan Tingkat Ketimpangan, Apa Faktornya?

Ketimpangan Kemiskinan
Ketimpangan antara si kaya dan miskin. (Photo/Istimewa)

Semarang, Idola 92.6 FM – Tren angka kemiskinan pascapandemi terus menurun sejak Maret 2021. Meski demikian, tingkat ketimpangan per Maret 2023 justru meningkat cukup signifikan menunjukkan pemulihan ekonomi yang tidak merata.

BPS mencatat tingkat ketimpangan yang diukur dengan gini ratio mencapai 0,388 pada Maret 2023. Nilai itu lebih tinggi dari pencatatan sebelumnya, yakni sebesar 0,381 pada September 2022. Realisasi gini ratio juga masih berada di atas target pemerintah tahun ini, yakni di kisaran 0,375-0,378.

Peningkatan tajam angka ketimpangan ekonomi menjadi sebuah ironi di tengah kinerja impresif pertumbuhan ekonomi dan menurunnya angka kemiskinan nasional.

Ketimpangan, sebagaimana juga pengangguran dan kemiskinan, sudah lama menjadi momok dalam pembangunan ekonomi kita. Periode pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi selama beberapa decade, ternyata belum mampu mengatasi problem utama pembangunan, seperti pengangguran, kemiskinan dan ketimpangan ini.

Lalu, apa sesungguhnya faktor yang membuat penurunan kemiskinan belum berbanding lurus dengan penurunan tingkat ketimpangan? Benarkah, ini menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang belum berkualitas? Bagaimana upaya keluar dari situasi ini?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber, yakni Pengamat Ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Nailul Huda. (her/yes/ao)

Simak podcast diskusinya:

Ikuti Kami di Google News
Artikel sebelumnyaBanjir Informasi Media Online Jelang Pemilu, Begini Kata Dewan Pers
Artikel selanjutnyaMembaca Spekulasi Dibalik Pertemuan Prabowo Subianto dan Budiman Sudjatmiko