Semarang, Idola 92,6 FM – Pemprov Jawa Tengah terus mengupayakan penurunan angka stunting, hingga nantinya berada di angka 14 persen.
Dalam empat tahun terakhir, angka stunting di Jateng sudah turun lebih dari setengahnya dari sebelumnya 24,4 persen pada 2018 lalu.
Sekda Jateng Sumarno mengatakan pemprov terus melakukan intervensi, terhadap 17 kabupaten yang mempunyai angka kasus stunting tinggi. Pernyataan itu dikatakan saat ditemui di Gradhika Bhakti Praja, belum lama ini.
Sumarno menjelaskan, ke-17 kabupaten yang memiliki angka stunting cukup tinggi di antarnya adalah Kabupaten Banyumas, Banjarnegara, Blora, Brebes dan Cilacap,
Beberapa kebijakan dan upaya yang dilakukan pemprov itu, di antaranya adalah melakukan special treatment terhadap daerah tersebut.
Menurut Sumarno, special treatment yang dimaksud misalnya dengan memberikan beras fortifikasi atau beras yang diperkaya dengan zat gizi mikro tambahan untuk meningkatkan konsumsi zat besi dan asam folat.
“Yaitu penurunan stunting menjadi 14 persen dengan peningkatan cakupan kualitas pengukuran pencatatan status gizi masyarakat dan optimalisasi peran tim percepatan penurunan stunting secara berjenjang hingga tingkat desa/kelurahan dengan keterpaduan para pelaku dalam memastikan sasaran penerima manfaat program kegiatan percepatan penurunan stunting,” kata Sumarno.
Sumarno berharap, angka stunting di Jateng makin turun melalui berbagai kerja sama dengan stakeholder terkait.
Penanganan stunting akan disatukan dengan program pengentasan kemiskinan.
Sebab, isu stunting bukan isu tunggal sehingga harus dibarengi dengan penanganan kemiskinan.
“Ini menjadi perhatian kita dan ini berhimpitan dengan angka kemiskinan juga. Makanya, kami akan jadikan satu program bersama yang akan kami evaluasi juga bersama,” jelasnya.
Diketahui, berdasarkan perhitungan elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (ePPGBM) pada 2018 tingkat stunting di Jateng berada di angka 24,4 persen.
Setahun kemudian, pada 2019 turun menjadi 18,3 persen dan persentase tersebut terus menurun seiring berjalannya waktu.
Pada 2020 kasus stunting turun menjadi 14,5 persen, kemudian pada 2021 turun menjadi 12,8 persen dan terakhir pada 2022 di angka 11,9 persen. (Bud)