Semarang, Idola 92,6 FM-Pemprov Jawa Tengah menggandeng Baznas dan perusahaan swasta, gun mengatasi kemiskinan ekstrem di provinsi ini.
Berdasarkan data BPS per Maret 2023, penduduk miskin di Jateng sekira 3,79 juta orang atau 10,77 persen dari total jumlah penduduk di provinsi ini.
Pj Gubernur Nana Sudjana mengatakan percepatan penanggulangan kemiskinan ekstrem tidak dapat dilakukan pemerintah sendiri, dan membutuhkan pihak lain di antaranya Baznas dan pihak swasta untuk membantu percepatan tersebut. Pernyataan itu disampaikan di sela penyerahan bantuan dari PT Astra Internasional untuk membantu penyelesaian masalah kemiskinan di Jateng, baru-baru ini.
Nana menjelaskan, angka penduduk miskin ekstrem di Jateng tersebar di 17 kabupaten dan 923 desa atau sekira 1,97 persen.
Menurut Nana, upaya percepatan penanggulangan kemiskinan ekstrem akan terus digenjot hingga akhir 2024 mendatang.
Yakni melalui delapan komponen sasaran di antaranya program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), program jambanisasi dan stunting.
“Ini menjadi perhatian dan prioritas kami ada RTLH, jamban dan bila tidak ada air bersih kita carikan sumber air bersih di kampung tersebut. Di samping itu juga kita kaitkan dengan beasiswa anak dari keluarga miskin, dan modal usaha,” kata Nana.
Lebih lanjut Nana menjelaskan, upaya tersebut dilakukan melalui kolaborasi kelembagaan dan pembiayaan yang bersumber dari pusat, provinsi, kabupaten, desa, Baznas dan filantropi.
Oleh karena itu, diharapkan lebih banyak perusahaan yang ikut membantu menyelesaikan masalah kemanusiaan di antaranya soal kemiskinan.
“Sesuai target nasional pada akhir 2024 nanti, kita memaksimalkan untuk mencapai nol persen untuk kemiskinan ekstrem,” pungkasnya. (Bud)