Semarang, Idola 92,6 FM-BPJS Kesehatan Cabang Semarang bersama pemkot, mengajak seluruh pelajar di kota ATLAS peduli kesehatan dengan rutin melakukan skrining kesehatan.
Tujuannya, agar generasi muda minim risiko sakit khususnya penyakit tidak menular.
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Semarang Andi Ashar mengatakan pihaknya mengintensifkan program promotif preventif, terutama pada usia remaja dan salah satunya dengan pemanfaatan skrining riwayat kesehatan. Hal itu disampaikan di sela kegiatan Skrining Riwayat Kesehatan dan Pelayanan dan Edukasi Kesehatan Terpadu Pelajar Kota Semarang (PITERPAN) di SMA Negeri 1 Semarang, kemarin.
Andi menjelaskan, skrining kesehatan bisa dilakukan secara mandiri melalui aplikasi Mobile JKN bagi siswa berusia lebih dari 15 tahun serta pengecekan langsung hasil skrining siswa yang berisiko penyakit Diabetes Melitus (DM), Hipertensi, jantung koroner dan ginjal kronis.
Selain itu, Pemeriksaan Indeks Massa Tubuh (IMT), Hemoglobin (HB), gula darah, tekanan darah, mata, gigi, massa tulang, skrining jiwa dan konsultasi gizi juga dapat diakses.
Menurut Andi, skrining riwayat kesehatan dapat dilakukan setiap setahun sekali.
Jika hasil skrining menunjukkan risiko rendah, maka peserta akan disarankan melakukan perilaku hidup sehat dengan menjaga pola makan sehat dan melakukan latihan fisik rutin minimal 30 menit sehari.
“Jika hasil skrining menunjukkan risiko sedang atau tinggi, maka disarankan mengunjungi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama tempat peserta terdaftar untuk mengikuti skrining riwayat kesehatan lanjutan. Jika menunjukkan hasil yang berisiko, maka peserta akan memperoleh penanganan medis lebih lanjut,” kata Andi.
Lebih lanjut Andi menjelaskan, dari skrining riwayat kesehatan mampu menangkap 15 persen peserta yang memiliki faktor risiko penyakit kronis.
BPJS Kesehatan juga merilis pemanfaatan skrining riwayat kesehatan yang telah diakses secara nasional 15,5 juta peserta pada periode tahun 2022, hasilnya menunjukkan empat persen atau 2,6 juta lebih peserta berisiko jantung koroner dan dua persen atau 257 ribu peserta berisiko DM serta dua persen atau 243 ribu peserta berisiko ginjal kronis ditambah 10 persen atau 1,51 juta peserta berisiko hipertensi.
“Sampai semester satu 2023, pemanfaatan skrining riwayat kesehatan telah mencapai 10,4 juta. Semakin dini dan semakin rutin skrining dilakukan, semakin dini pula resiko penyakit terkelola dengan baik,” jelasnya.
Sementara itu kegiatan PITERPAN dihadiri siswa SMAN 1 Semarang dan perwakilan dari sejumlah sekolah lainnya di Kota Semarang. (Bud)