Lima Puluh Kota, Idola 92.6 FM – Lazimnya komoditas teh dihasilkan dari pucuk tanaman teh (Camellia sinensis). Namun, di tangan sosok satu ini, teh diracik dari daun gambir.
Sosok itu adalah Nela Hari Zona (33 tahun) dari Nagari Gunuang Malintang Kecamatan Pangkalan Koto Baru Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat yang berinovasi membuat teh dari daun gambir. Owner PT Esteh Gambir Lamaza itu dulu melakukan eksperimen pada 2012 saat akan menamatkan studinya di Universitas Sumatera Utara (USU).
Setelah trial and error selama dua tahun, akhirnya ia menemukan rasa teh daun gambir yang diracik sudah pas dan sesuai. Pada Maret 2015, launching produk teh daun gambir.
“Rasanya kayak teh biasa, ada senyawanya untuk daun teh, anti oksidannya tinggi,”tutur Nela kepada radio Idola, pagi (26/10) tadi. Ia mengambahkan, berdasarkan buku yang dibacanya, gambir juga bisa berfungsi sebagai obat maag.
Kini, setelah delapan tahun berjalan, Nela terus berproses. Dari yang awalnya teh serbuk, kemudian teh celup, lanjut berinovasi membuat teh instan. “Juli kemarin, kita launching es gambir, pakai toping,”tutur Nela yang sekarang mempunyai 6 karyawan tersebut. Atas inovasinya, Nela mendapat apresiasi SATU Indonesia tingkat provinsi tahun 2022.
Berbicara tentang gambir, Kabupaten Lima Puluh Kota menjadi salah satu daerah di Indonesia yang memiliki kualitas gambir cukup bagus. Bahkan hampir setiap warga di Nagari Gunuang Malintang, mempunyai tanaman gambir. Selama ini, gambir merupakan salah satu komoditas yang diekspor ke India. Padahal gambir
Selengkapnya, berikut ini wawancara radio Idola Semarang bersama Nela Harizona, peracik teh dari daun gambir dan owner PT Esteh Gambir Lamaza dari Nagari Gunuang Malintang Kecamatan Pangkalan Koto Baru Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat. (yes/her)
Simak podcast wawancaranya: