Semarang, Idola 92,6 FM-Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah mengimbau kepada masyarakat, agar jangan berlebihan dalam merayakan Lebaran.
Terlebih lagi, selama beberapa kali Lebaran pemerintah sempat melarang adanya aktivitas mudik dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Ketua MUI Jateng KH Ahmad Darodji mengatakan meskipun Lebaran tahun ini berbeda dengan Lebaran tahun-tahun sebelumnya, namun umat Islam tetap diminta menjaga nilai-nilai dan makna Idul Fitri. Hal itu dikatakan saat ditemui acara Jateng Halal Fair, belum lama ini.
Darodji menjelaskan, masyarakat juga diminta untuk tidak berlebihan dalam merayakan Lebaran.
Bahkan, karena menyambut hari raya Idul Fitri itu sampai menghabiskan uang untuk berbelanja pakaian dan segala macam.
Menurutnya, umat Islam harus bisa mengedepankan kesederhanaan dalam berlebaran dan tidak berlebihan merayakan hari kemenangan setelah berpuasa.
Terlebih lagi, hal yang lebih penting saat Idul Fitri adalah seorang individu itu kembali kepada kesucian.
Karena puasa yang dijalankan selama satu bulan, pada hakikatnya membawa umat Islam kepada sesuatu yang fitri atau suci.
“Lebaran itu bukan untuk berlebih-lebihan, tapi Lebaran taqwanya juga harus meningkat. Jadi intinya jangan sampai berlebih-lebihan apalagi sampai pamer seperti yang dilakukan beberapa orang itu kan akibatnya tidak bagus bagi kita,” kata Darodji.
Lebih lanjut Darodji menjelaskan, Umat Islam juga diimbau tidak terlalu konsumtif dalam merayakan Idul Fitri sehubungan dengan akan berakhirnya ibadah puasa Ramadan.
Termasuk bagi para pejabat yang akan menggelar open house, juga diminta tidak memamerkan apa yang telah dicapainya.
“Puasa yang kita jalankan selama sebulan penuh mengajarkan bagaimana kita bisa menahan hawa nafsu. Jadi, merayakan Lebaran boleh saja asal tidak berlebihan,” pungkasnya. (bud)