Semarang, Idola 92.6 FM – Kondisi kesehatan mental masyarakat yang semakin memprihatinkan dinilai akan turut berpengaruh pada produktivitas nasional. Sehingga, dapat menghambat Indonesia dalam transisi, menjadi krusial, dan membutuhkan perhatian yang sama dengan kesehatan fisik.
Laporan Program Pembangunan PBB (UNDP) 2021-2022 menyebutkan, pencapaian pembangunan manusia secara global mengalami kemunduran. Kondisi ini dipengaruhi faktor akumulasi ketidakpastian sehingga menimbulkan gejolak pada kehidupan manusia dengan cara yang sama sekali baru.
Berdasarkan Indonesia National Adolescent Mental Health Survey 2022, sebanyak 15,5 juta (34, 9 persen) remaja mengalami masalah mental dan 2,45 juta (5,5 persen) remaja–mengalami gangguan mental. Dari jumlah itu, baru 2,6 persen yang mengakses layanan konseling.
Lalu, memahami fenomena masalah kesehatan mental remaja: bagaimana persisnya? Apa penyebab dan bagaimana mengatasi serta cara mencegahnya?
Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan sejumlah narasumber, antara lain: Rahmat Hidayat, S.Psi., M.Sc., Ph.D (Dekan Fakultas Psikologi UGM/peneliti pada Pusat Kesehatan Mental Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta), Yanuar Nugroho, PhD (Senior Advisor NALAR dan Koordinator Tim Ahli Sekretariat Nasional SDGs Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)), dan Hasan Fahrur Rozi, S.Psi., M.Psi. (Psikolog dari Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang). (her/yes/ao)
Simak podcast diskusinya: