Pasuruan, Idola 92.6 FM – Di tengah anak muda yang lebih memilih mengejar pekerjaan di kantoran hingga Pegawai Negeri Sipil (PNS), anak muda satu ini justru memilih profesi petani. Jalan hidupnya itu kini justru telah mengantarkannya pada julukan petani milenial yang sukses.
Sosok itu adalah Synta Shofiatul Khusniah, anak muda usia 22 tahun asal Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Ia dikenal sebagai petani milenial dengan komoditas bunga sedap malam meskipun tak mempunyai background pendidikan pertanian.”Saya kuliahnya jurusan matematika, lintas jurusan,”tutur Synta kepada radio Idola Semarang, pagi (05/06) tadi. Synta menambahkan ia belajar bertani bunga sedap malam dari orang tua. Terlebih, mayoritas warga desanya juga melakukan budi daya bunga sedap malam.
Saat ini, Synta mempunyai luas lahan bunga sedap malam sekitar 2 hektar.”Dua hektar itu tidak satu tempat, tapi empat tempat. Karena kita kirim per hari, dua hektar tidak cukup,”terang Synta. Untuk itu, ia menggandeng delapan petani lain agar bisa memenuhi permintaan pasar.
Menurut Synta, omset per bulan bisa mencapai Rp24 juta dari pemasaran offline store di Kabupaten Pasuruan dan Malang. Sementara pemasaran online menyasar Mojokerto, Surabaya, Bali, Yogyakarta, Bandung, dan Jakarta. Tak hanya itu. Synta juga berinovasi membuat teh bunga sedap malam.
Seperti hasil kebun atau pertanian. Semua ada musimnya. Harga bunga sedap malam yang fluktuatif, membuat Synta berinovasi.”Saya punya inovasi baru, teh bunga sedap malam. Sama dengan bunga telang kandungannya,”tambahnya.
Lalu apa saja tantangan Synta dalam budidaya bunga sedap malam? Apa saja yang telah dilakukan hingga dirinya dinobatkan sebagai Young Ambassador Agriculture 2023 yang diselenggarakan Kementerian Pertanian RI bersama Program Youth Enterpreneurship and Employement Support Services (YESS) dari Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian?.
Selengkapnya, berikut ini wawancara radio Idola Semarang bersama Synta Shofiatul Khusniah, Petani Milenial dengan komoditas bunga sedap malam dari Kabupaten Pasuruan Jawa Timur. (yes/her)
Simak podcast wawancaranya: