Hulu Sungai Selatan, Idola 92.6 FM – Berawal dari rasa penasaran terhadap asal usul buah yang tak pernah dijumpai, hingga akhirnya menjadi penyelamat tanaman buah endemik Kalimantan. Sosok ini juga membuat tempat pembibitan dan kebun untuk tanaman endemik tersebut.
Sosok itu adalah Mohamad Hanif Wicaksono, dari Kabupaten Sungai Selatan Kalimantan Selatan. Hanif panggilan akrabnya, adalah pendatang dari Blitar Jawa Timur. Ia menemani sang istri pulang ke kampung halaman.
“Saya pendatang, saya ke pasar tradisional, ketemu namanya pampakin,”tutur pria yang juga sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) mengawali ceritanya kepada radio Idola, pagi (02/08) tadi. Hanif makin penasaran setelah spesies buah yang dijumpai ternyata banyak, tak seperti di Jawa. Misal buah durian, nangka dan masih banyak lagi buah.
Hanif mulai bergerilya. Keluar masuk hutan untuk mengumpulkan biji-biji tanaman endemik dan mendokumentasikannya. Dibantu oleh teman-teman suku asli setempat, Hanif berhasil menyelamatkan sebagian tanaman endemik Kalimantan dan Sumatera. Lebih dari 100 jenis tanaman buah hutan Kalimantan memenuhi area pembibitan Tunas Meratus Nursery di Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan sekitar 135 kilometer dari Kota Banjarmasin.
Tak tanggung-tanggung. Apa yang dilakukan dari hobi, mendapat apresiasi. Tak hanya warga lokal, tapi dunia internasional. Bahkan sejumlah penghargaan juga ia terima. Di antaranya Pena Hijau Award 2018, SATU Indonesia Awards 2018, Kalpataru 2019, dan Local Hero Indonesia Sustainable Development Goals Award (ISDA) 2022.
Selengkapnya, berikut ini wawancara radio Idola Semarang bersama Mohamad Hanif Wicaksono, Sang Penyelamat tanaman buah endemik Kalimantan dari Kabupaten Sungai Selatan Kalimantan Selatan. (yes/her)
Simak podcast wawancaranya: