Kuningan, Idola 92.6 FM – Sejak tahun 1996, Komala bersama warga setempat membudidayakan Kopi Cibeureum di Desa Cibeureum Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan Jawa Barat. Mereka jatuh bangun merawat, memanen, hingga akhirnya Kopi Cibeureum menempati hati pecinta kopi.
Mendapat anugerah tanah subur di lereng gunung Ciremai membuat warga desa Cibeureum melirik tanaman kopi. Terlebih lokasi perkebunan berada 500-600 mdpl sehingga tanaman kopi jenis robusta terus berkembang di tanah ini. Pak Kokom–panggilan akrab Komala dan keluarga mempunyai lahan seluas hampir satu hektar. Sementara warga setempat rata-rata mempunyai lahan seluas 100 bata atau 1.400 meter persegi. Dari lahannya, Kokom bisa memanen 12 kwintal kopi dalam satu kali panen.
Kokom dan warga tak tinggal diam. Pada tahun 2016 mereka melakukan kerjasama dengan Kampus Kopi Cirebon untuk terus mengembangkan kopi Cibeureum. Masalah rasa, apa istimewanya Kopi Cibeureum dibanding dengan kopi yang lain, Kokom hanya menjawab. “Kami tidak bisa bilang kopi saya enak, tapi orang yang ke sini dan minum kopi bilang, kopinya kok enak,”jawab Kokom kepada radio Idola, pagi (22/05) tadi.
Meski dulu harga kopi sempat tembus Rp 60ribu per kilo (greenbean) tapi sekarang dihargai Rp 50ribu per kilo. Kokom dan anggota Kelompok Tani Kopi Ratu Asih Desa Cibeureum tak mengenal lelah. Mereka terus berupaya memperkenalkan kopi di desanya agar hasilnya bisa menggerakkan perekonomian warga (desa).
“Roasting kopi, kedai kopi, semua ada di lahan kopi kami,”tambah Kokom yang juga menerangkan butuh tiga syarat jika ingin membangun kedai kopi agar kopinya tetap memikat. Apa saja?
Selengkapnya, mengenal Kopi Cibeureum dari Desa Cibeureum Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan Jawa Barat, berikut ini wawancara radio Idola Semarang bersama Komala, petani kopi/Ketua Kelompok Tani Kopi Ratu Asih Desa Cibeureum. (yes/her)
Simak podcast wawancaranya: