Bandung, Idola 92.6 FM – Selama ini, di Indonesia hanya ada early warning atau peringatan dini tanpa ada early action atau tindakan awal (pencegahan). Padahal prediksi dibutuhkan untuk menentukan tindakan awal yang tepat. Lalu terciptalah Flood Early Warning and Early Action System (FEWEAS) oleh tim Institut Teknologi Bandung (ITB).
Menurut Aristyo Rahadian Wijaya, S.Si, Peneliti Meteorologi ITB dan Pengembang Inovasi FEWEAS, ide awal pembuatan FEWEAS karena melihat di beberapa wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS), seperti Citarum dan Bengawan Solo sering terjadi banjir.”Lalu bagaimana kita menginformasikan kepada masyarakat, bagaimana kita menginformasikan secara dini untuk antisipasi?,”jelas Aristyo kepada radio Idola, pagi (15/05) tadi.
Aristyo mengatakan dengan FEWEAS ada early warning dan early action. Ada peringatan dini lebih cepat, dan tindakan dini.”Biasanya kita hanya kasih peringatan dini, ini kita selangkah lebih maju. Actionnya apa nih?,”tambah Aristyo yang juga sebagai Direktur PT. Inovastek Glomatra Indonesia ini.
Tim ITB tidak bergerak sendiri, tapi bekerjasama dengan dinas lain. Seperti DPU dan BBWS untuk penggunaan data-datanya. Mereka juga membentuk aplikasi dan website agar mudah diakses oleh masyarakat umum.
Lalu sejauh mana FEWEAS bisa membantu masyarakat “membaca” kondisi hingga tahu apa yang harus dilakukan jika bencana banjir tiba-tiba datang menyapa?
Selengkapnya, mengenal Flood Early Warning and Early Action System (FEWEAS) karya tim Institut Teknologi Bandung (ITB) berikut ini wawancara radio Idola Semarang bersama Aristyo Rahadian Wijaya, S.Si, Peneliti Meteorologi ITB dan Pengembang Inovasi FEWEAS serta Direktur PT. Inovastek Glomatra Indonesia. (yes/her)
Simak podcast wawancaranya: