Temanggung, Idola 92.6 FM – Fatah Syaifur Rochman, seorang pengusaha asal Temanggung Jawa Tengah membudidayakan tanaman strobilanthes cusia sebagai pewarna alami biru indigo untuk kain. Tak ingin sukses sendiri, ia mengajak petani lokal untuk memanfaatkan lahannya menanam strobilanthes cusia.
Pria yang akrab dipanggil Fatah Ipung itu bercerita kepada radio Idola, pagi (16/06) tadi, bagaimana awal mula menanam strobilanthes cusia. Kala itu, temannya dari Bali memberi satu tanaman.”Tanaman satu, saya tanam di pot, saya pelajari karakteristiknya,”tuturnya. Setelah tanaman berkembang, Fatah membagikan tanaman tersebut ke teman-temannya baik yang berada di gunung Sumbing, Sindoro atupun Prau.
Dari beberapa lokasi tersebut, ternyata yang paling cocok adalah ditanam di lereng gunung prau.”Yang cocok adalah di lereng gunung Prau. Suhunya, tanahnya, orang-orangnya ramah,”jelas Fatah yang sebelumnya mempunyai usaha gagang sekop kayu. Saat ini sekitar 179 petani sudah menanam strobilanthes cusia dengan memanfaatkan lahan yang ada. Strobilanthes cusia ditanam di bawah pohon kopi dan jambu.
Dengan sistem tanam seperti itu, petani bisa mendapatkan hasil panen beberapa kali dalam setahun. Baik dari tanaman utama yakni kopi dan jambu, maupun strobilanthes cusia. Menurut Fatah, selain di Indonesia, tanaman ini mudah dijumpai di Taiwan, Jepang, China, dan Korea.
Atas kepeduliannya menjadi pelopor menanam strobilanthes cusia dan mengangkat UMKM yang memanfaatkan hasilnya, Fatah masuk nominasi Penerima Penghargaan Kalpataru 2023 Kategori Perintis Lingkungan.
Lalu, apa yang dibutuhkan tanaman agar menghasilkan warna maksimal? Siapa saja yang menggunakan hasilnya?
Selengkapnya, berikut ini wawancara radio Idola Semarang bersama Fatah Syaifur Rochman, pengusaha asal Temanggung yang membudidayakan tanaman strobilanthes cusia sebagai pewarna alami biru indigo untuk kain. (yes/her)
Simak podcast wawancaranya:
