Yogyakarta, Idola 92.6 FM – Dari learning by doing hingga akhirnya menjadi tambatan untuk berekspresi, berkarya dan bermanfaat bagi lingkungan. Itulah gambaran perjalanan usaha Alfira Oktaviani Founder Semilir Ecoprint asal Sleman, DI Yogyakarta.
Perempuan lulusan apoteker ini, akhirnya tergerak untuk memelajari seluk beluk ecoprint. Unik. Itu yang dia tangkap pertama kali saat mengetahui tentang ecoprint. Menurut Fira, panggilan akrab Alfira, ecoprint adalah teknik memotif kain dengan cara menggunakan daun-daun dan bunga.”Cetakan itu asli dari warna daun, prosesnya pakai pemanasan, kukus selama dua jam,”tutur Fira kepada radio Idola Semarang, pagi (13/01) tadi. Bekas daun yang dipakai tidak langsung dibuang, melainkan dimanfaatkan untuk dibuat pupuk.
Fira mengatakan setelah menikah, ia memutuskan untuk membuka Semilir Ecoprint. Tanpa direncanakan, orang-orang di sekitarnya juga ikut terlibat.”Tetangga aku, ibu-ibu rumah tangga juga ikut memproduksi. Akhirnya merekan juga menanam tanaman yang bisa dibuat ecoprint,”terang Fira.
Tak hanya itu, Fira juga mencoba membuat ecoprint dari kulit kayu lantung dari Bengkulu, tempat kelahiran sang ayah. Menurutnya, kulit kayu lantung bisa dibentuk jadi tas, kerajinan dompet dll.
Atas kreativitasnya, Fira berhasil meraih penghargaan SATU Indonesia Awards 2022 di bidang kewirausahaan. Fira berhasil meraih penghargaan tersebut karena dinilai memberi manfaat bagi lingkungan dan orang banyak di sekitarnya melalui kecintaannya pada fashion dan seni.
Lalu bagaimana cara memanfaatkan kulit kayu lantung dan apa mimpi Fira?
Selengkapnya, berikut ini wawancara radio Idola Semarang bersama Alfira Oktaviani, Founder Semilir Ecoprint Yogyakarta dan peraih SATU Indonesia Awards 2022 di bidang kewirausahaan. (yes/her)
Simak podcast wawancaranya: