Wonosobo, Idola 92.6 FM – Adhi Nurcholis selama ini dikenal sebagai petani kentang modern. Ia juga mendirikan Adhiguna Farm di Desa Serang Kecamatan Kejajar Wonosobo Jawa Tengah. Adhi merupakan alumni S1 Pendidikan Biologi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta dan juga S2 Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Keputusan menjadi petani kentang dengan latar belakang keilmuan yang tinggi bukan tanpa alasan.
Selain ingin berbagi ilmu yang ia terima selama kuliah, Adhi juga ingin membantu petani kentang untuk pengadaan benih kentang.
“Kalau kita bicara kentang, kentang termasuk sayur yang berbobot. Jadi, kalau misalnya kayak satu tanaman padi mungkin berapa ons saja hasilnya, kalau misal kayak tanaman sawi gitu paling hanya berapa ons saja, tapi kalau kentang kan seperti ketela, jadi kan satu tanaman bisa satu kilo, atau berapa kilo kan kayak gitu, sedangkan per kilonya harga kentang itu alhmadulillah stabil di angka mahal, karena biasanya kita tahulah dikonsumsi kelas mewah, kan!” tutur Adhi kepada radio Idola, pagi (25/05) tadi.
Adhi mengatakan, ia mulai menggeluti bidang pertanian kentang sejak 7 tahun yang lalu, atau sekitar 2016. ”Saya fresh graduate langsung ke lahan pertanian, jadi belum pernah pakai ijazah ke perusahan lain,” tambah Adhi.
Adhi menuturkan apa saja peran Adhiguna Farm. “Kami menyediakan semua kelas benih,”kata Adhi. Peran Adhiguna Farm sebagai produsen benih atau penangkar benih. ”Benih menentukan sekitar 30 persen dari modal, dan 90 persen dari hasil, karena dari benih yang bagus, dalam produktivitasnya lebih maksimal,”ungkapnya.
Lalu apa bedanya benih kentang yang diproduksi Adhiguna dari tempat lain? Ke mana saja selama benih dipasarkan? Apa tantangannya?
Selengkapnya, berikut ini wawancara radio Idola Semarang bersama Adhi Nurcholis, petani kentang/pemilik Adhiguna Farm di Wonosobo Jawa Tengah. (yes/her)
Simak podcast wawancaranya:
