Semarang, Idola 92.6 FM – Gaya pidato calon wakil presiden-Gibran Rakabuming Raka, saat pertama kali muncul bersama Prabowo Subianto dalam deklarasi capres-cawapres di Gelora Bung Karno Arena, Rabu (25/10) lalu menjadi sorotan. Pidato Gibran cukup mengejutkan, mengingat selama ini Gibran kerap dianggap terlalu “irit” bicara. Ia juga belum memiliki pengalaman di kancah politik nasional dibanding dengan dua cawapres lain.
Pada deklarasi jelang pendaftaran ke KPU, Gibran berkesempatan menyampaikan pidato dan berbagai janji politiknya. Lewat momentum pidato politik pertamanya di panggung nasional ini, Gibran seolah ingin membuktikan bahwa dirinya mampu dan bisa setara dengan cawapres lain—yang selama ini dianggap lebih berpengalaman di panggung politik nasional.
Lantas, membaca komunikasi politik di balik pidato politik pertama Gibran Rakabuming Raka di panggung politik nasional, seberapa hal itu mampu meyakinkan publik? Dapatkah Gibran menjadi representasi pemilih dari Generasi Milenial dan Gen Z?
Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber Pakar komunikasi politik dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Dr Suko Widodo. (her/yes/ao)
Simak podcast diskusinya: