Semarang, Idola 92,6 FM – Kementerian Perdagangan mengajak seluruh delegasi negara-negara ASEAN menikmati sajian makan malam, berada di kawasan wisata unggulan Kota Semarang di Kelenteng Sam Poo Kong.
Kelenteng Sam Poo Kong dipilih sebagai lokasi gala dinner untuk tamu-tamu negara-negara ASEAN maupun perwakilan mitra dagang ASEAN, karena Kota Semarang memiliki sejarah cukup panjang.
Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono mengatakan pada Minggu (20/8) malam, ratusan delegasi negara-negara ASEAN yang berjumlah 500 orang ditambah perwakilan dari menteri perdagangan dari negara-negara di kawasan Asia maupun Amerika akan diajak menikmati gala dinner di obyek wisata unggulan Kota Semarang. Hal itu disampaikan usai menggelar media briefing di Hotel Padma Semarang, Kamis (17/8).
Djatmiko menjelaskan, merupakan salah satu rangkaian kegiatan di pertemuan menteri perdagangan ASEAN ke-55 itu akan dilakukan gala dinner di Kelenteng Sam Poo Kong.
Sebagai bagian dari pelayanan kegiatan pertemuan menteri perdagangan ASEAN ke-55 itu, akan memberikan pengetahuan baru bagi para delegasi negara-negara ASEAN tentang kemajemukan dari wilayah Indonesia.
Menurut Djatmiko, dipilih Kelenteng Sam Poo Kong karena untuk menggambarkan adanya akulturasi dan sejarah panjang yang terjadi di Kota Semarang.
“Kita ingin juga memberikan satu gambaran kepada saudara-saudara kita dari berbagai negara. Bahwa Semarang ini adalah vibrant city dan mempunyai sejarah panjang serta punya keunikan akulturasi berbagai budaya juga ada di Kota Semarang. Ini yang akan kita tampilkan,” kata Djatmiko.
Lebih lanjut Djatmiko menjelaskan, dipilih Kota Semarang juga untuk wawasan bagi para tamu delegasi jika Indonesia tidak hanya Bali atau Jakarta saja.
Salah satu kota yang menarik dan layak dikunjungi adalah Kota Semarang.
“Jadi ketika digelar acara tingkat internasional itu tidak harus ke Bali atau Jakarta saja” ucap Djatmiko.
Dikutip dari Wikipedia, Kelenteng Sam Poo Kong adalah bekas tempat persinggahan dan pendaratan pertama Laksamana Tiongkok beragama Islam bernama Zheng He/Cheng Ho, dan dikenal dengan nama Sam Poo Kong.
Untuk mengenang Cheng Ho, masyarakat Indonesia keturunan Tionghoa membangun sebuah kelenteng yang dijadikan tempat peringatan dan pemujaan atau bersembahyang serta tempat untuk berziarah.
Meskipun Laksamana Cheng Ho adalah seorang Muslim, tetapi masyarakat menganggapnya sebagai dewa.
Hal ini dapat dimaklumi mengingat agama Konghucu atau Taoisme, menganggap orang yang sudah meninggal dapat memberikan pertolongan. (Bud)