Semarang, Idola 92.6 FM – Belum adanya kepastian mengenai “bakal calon wakil presiden yang diusung”, menjadi salah satu sebab sejumlah partai politik yang tergabung di satu koalisi masih menjajaki berbagai kemungkinan dengan parpol di luar anggota koalisinya.
Meski telah berkomitmen dalam satu koalisi untuk menghadapi Pemilu 2024, sejumlah partai politik masih terus berupaya mencari kesamaan dengan partai lain.
Ini menandakan ikatan yang telah terbangun di sejumlah koalisi masih rapuh. Belum adanya titik temu mengenai sosok bakal calon wakil presiden yang akan diusung menjadi salah satu penyebabnya.
Hingga saat ini, sudah ada empat poros koalisi partai politik untuk Pemilu 2024. Salah satunya, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang beranggotakan Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Namun, belakangan ini, PPP justru bergabung dengan poros koalisi baru bersama PDI Perjuangan.
Lalu, apa penyebab rapuhnya ikatan koalisi? Benarkah karena sekedar kalkulasi untung-rugi? Apakah dengan tingginya Presidential Threshold 20%, ada kemungkinan akan hanya ada sepasang kandidat melawan kotak kosong di pilpres nanti?
Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber, yakni: Prof Siti Zuhro, Peneliti Utama dari Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Indonesia. (her/yes/ao)
Simak podcast diskusinya: