Semarang, Idola 92.6 FM – Polarisasi politik masih jadi kekhawatiran publik seiring kian dekatnya penyelenggaraan Pemilu 2024.
Hal itu tercermin dari hasil jajak Pendapat Kompas baru-baru ini. Setidaknya 56 persen responden merasa khawatir akan adanya polarisasi pada masa Pemilu 2024.
Meski demikian, masyarakat memiliki modal sosial yang kuat untuk menepis ketakutan tersebut. Besarnya modal sosial ini harus dibarengi dengan komitmen dari pemerintah dan elite politik. Pemerintah dan elite politik diharapkan punya komitmen serius untuk mencegah keterbelahan.
Besarnya modal sosial yang dimiliki masyarakat untuk menjaga persatuan saat tahapan Pemilu 2024 berlangsung dapat terlihat dari hasil jajak pendapat Kompas yang diselenggarakan pada pertengahan Juni 2023 lalu. Hasil survei menunjukkan, lebih kurang tiga perempat responden meyakini masyarakat bisa tetap bersatu di masa pemilu ini. Tidak hanya itu, sebagian dari responden bahkan sangat yakin akan terjaganya kerekatan antarmasyarakat.
Tetapi, kalau kontestasi lebih didominasi oleh atribut-atribut identitas yang bersifat primordial ketimbang menawarkan solusi dan gagasan bagi kemajuan, maka apa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah polarisasi dan keterbelahan?
Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber, yakni Pengamat politik dari Universitas Andalas Padang, Prof Asrinaldi. (her/yes/ao)
Simak podcast diskusinya: