Semarang, Idola 92,6 FM-Menggeliatnya industri otomotif di Tanah Air, akan memberikan dampak positif terhadap pendapatan suatu daerah.
Bapenda Jawa Tengah mengakui, meningkatnya penjualan kendaraan bermotor akan memberi pengaruh pada pajak sebagai penerimaan pemerintah.
Kepala Bidang Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Bapenda Jateng Danang Wicaksono mengatakan industri otomotif yang menggeliat, memberikan kontribusi besar terhadap pendapatan negara. Hal itu dikatakan di sela persiapan kegiatan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) The Series 2023 di Semarang, kemarin.
Danang menjelaskan, dengan adanya pameran otomotif akan ada multiplier effect yang cukup besar.
Industri otomotif berkembang dan masyarakat terbantu, maka juga akan ada pemasukan untuk pendapatan asli daerah (PAD) Jateng.
Menurut Danang, pajak yang bisa meningkatkan pendapatan daerah adalah PKB dan biaya balik nama.
“Per hari ini posisi biaya PKB kita baru mencapai 69,56 persen atau sebesar Rp4,156 triliun. Targetnya sudah harus di angka 71-72 persen. Dengan adanya GIIAS ini, agar sale area kita kemudian mendapat kesempatan untuk pembelian kendaraan bisa dikelola di Jateng dan PNBP satunya juga masuk di Provinsi Jatengnya,” kata Danang.
Sementara itu Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) Kukuh Kumara menambahkan, Jateng merupakan salah satu provinsi penting bagi industri otomotif nasional.
Tercatat, Jateng berada pada posisi ke-lima nasional dengan capaian sebesar 6,7 persen pada periode Januari-April 2023.
Menurutnya, melalui penyelenggaraan GIIAS di Kota Semarang untuk kali kedua bisa mencapai target industri otomotif Indonesia.
“Jawa Tengah sangat berperan penting dalam industri otomotif nasional. Hal ini terlihat dari partisipasi peserta pada GIIAS Semarang tahun ini yang melonjak naik hingga 65 persen,” ucap Kukuh.
Diketahui, GIIAS Semarang akan digelar di Marina Convention Center pada 18-22 Oktober 2023.
Tercatat, ada 30 merek mobil ternama akan mengikuti pameran otomotif tersebut dan termasuk di dalamnya 14 merek kendaraan bermotor. (Bud)