Semarang, Idola 92,6 FM – Indonesian Fashion Chamber (IFC) menggelorakan ajakan budaya sarung tidak hanya dipakai di masjid saja, tapi juga bisa dijadikan sebagai fesyen kekinian.
Budaya penggunaan kain sarung pada tahun ini sebagai fesyen akan digencarkan, dan mengenalkan Wastra Indonesia kepada generasi muda sekarang.
Chairman IFC Ali Charisma mengatakan pergerakan penggunaan sarung memang sudah direncanakan dari 2011 lalu, dan menjadikan sarung sebagai sebuah identitas pakaian Indonesia untuk mencuri perhatian dunia. Hal itu dikatakan saat dihubungi, kemarin.
Ali menjelaskan, fokus pemakaian kain sarung akan lebih diutamakan pada sarung buatan pelaku UMKM.
Sarung-sarung buatan pelaku UMKM itu, akan memberi dampak positif terhadap pemasukan perajin sarung.
Menurutnya, kain sarung yang diproduksi pelaku UMKM tidak hanya dipakai saat ke masjid saja atau di pengajian tapi bisa menjadi fesyen kekinian dan budaya sehari-hari.
“Sarung ini bisa dipakai di mana saja gitu dan budaya sarung ini akan menjadi lebih diterima di generasi muda. Untuk gerakan sarung ini bisa melibatkan banyak industri lainnya yang berhubungan termasuk perfilman, musik, industri kreatif lainnya diajak bersama-sama mempopulerkan sarung ini,” kata Ali.
Lebih lanjut Ali menjelaskan, gerakan pemakaian sarung dalam keseharian dan telah ditetapkannya Hari Sarung Nasional bisa digaungkan tidak hanya di Indonesia.
Penggunaan kain sarung sebagai fesyen bisa lebih luas, ke negara-negara di kawasan Asia Tenggara semisal Malaysia dan Brunei atau Thailand.
“Dengan banyak yang menggunakan sarung, suatu hari bisa saja kolaborasi istilahnya mempromosikan gaya sarung sebagai gaya Asia tapi pelopornya dari Indonesia,” pungkasnya. (Bud)