Dalam kesempatan itu, Hasto juga mengapresiasi upaya Pemerintah Kota Semarang dalam mengatasi stunting. Apa yang dilakukan Wali Kota Semarang perlu dicontoh, yakni berani me-refocusing anggaran untuk mengatasi stunting.
Turunkan Stunting dengan Atasi Kemiskinan
Sementara itu, Wali Kota Semarang Hevearita G. Rahayu menyatakan, berbagai upaya dilakukan Pemkot Semarang dalam mengatasi stunting. Beberapa di antaranya melalui pemenuhan gizi pada masyarakat. Kemudian, sosialisai dan edukasi remaja sejak SMP hingga SMA tentang stunting.
Tak cukup di situ, Pemkot juga melakukan gebrakan menurunkan stunting melalui pendekatan mengatasi kemiskinan. “Kasus stunting banyak terjadi di wilayah miskin. Untuk itu, upaya mengatasi stunting tidak cukup hanya mengatasi stunting, tapi juga mengatasi kemiskinan sebagai akarnya,” tutur politisi PDI Perjuangan ini.
Menurut Ita, pihaknya membuat cluster kemiskinan prioritas di 7 kelurahan. Dari pemetaan yang dilakukan, banyak orang miskin dan sebagian anak-anaknya mengalami stunting. Untuk itu, Pemkot melakukan beragam intervensi di 7 kelurahan tersebut, mulai dari pasar murah, pengobatan, hingga menggencarkan program KB.
“Ini yang tidak terpikirkan. Stunting, salah satu akarnya lingkungan, kemiskinan. Sehingga penanganan mesti dari hulu hingga hilir. Misalnya, jangan sampai ada kawin bocah,” ujarnya.
Ita menambahkan, kolaborasi menjadi hal pokok dalam upaya mengatasi stunting. Kolaborasi ibarat mobil. Di dalamnya ada komponen pemerintah, pengusaha, perusahaan (BUMN, swasta), perguruan tinggi, media, dan masyarakat. “Dan, paling penting komitmen kepala daerah,” tandas Ita. (her/tim)