Semarang, Idola 92,6 FM – Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Jawa Tengah meminta adanya kolaborasi antara petani hortikultura dengan pemerintah daerah setempat, untuk memaksimalkan hasil panen guna bisa memenuhi pasar ekspor luar negeri.
Ketua GPEI Jateng Ade Siti Muksodah mengatakan potensi dari pasar ekspor komoditas hortikultura yang ada di provinsi ini, masih belum bisa tergarap dengan optimal dan maksimal. Hal itu dikatakan saat ditemui di Semarang, baru-baru ini.
Ade menjelaskan, Jateng untuk komoditas hortikultura itu sebenarnya luar biasa besar dan seharusnya bisa dimanfaatkan. Namun ada kendala terbesar yang dihadapi, yaitu luasan lahan hortikultura terbatas di Jateng.
Menurutnya, selama ini Jateng terpaku dengan produk furnitur yang menjadi andalan untuk ekspor luar negeri. Bahkan, juga produk tekstil maupun garmen sebagai unggulan ekspor Jateng.
“Kemarin kita bisa sampai memberikan market kepada petani nanas, petani apel dan sebagainya. Yang sekarang banyak dilirik (hortikultura), China banyak mengambil dari kita. Padahal di sektor itu (hortikultura) luar biasa pasarnya,” kata Ade.
Lebih lanjut Ade menjelaskan, pasar hortikultura Jateng untuk ekspor mancanegara masih kalah dengan Jawa Timur.
“Jawa Timur itu selain lahannya luas, SDM-nya luar biasa. Petani hortikultura di Jawa Timur itu mindset-nya sudah industrial,” pungkasnya. (Bud)