Semarang, Idola 92,6 FM – Dinas Koperasi dan UKM Jawa Tengah menyebut, masih banyak pelaku usaha yang belum memanfaatkan internet dalam memasarkan produk jualannya.
Padahal, potensi bisnis digital di Jateng masih cukup tinggi dan banyak orang memanfaatkan layanan internet untuk berjualan atau mencari barang.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jateng Ema Rachmawati mengatakan pemprov sudah membuat aplikasi yang memfasilitasi pelaku UMKM, untuk memasarkan produknya secara online melalui aplikasi Blangkon Jateng. Pernyataan itu dikatakan saat ditemui di Mal Ciputra, kemarin.
Ema menjelaskan, aplikasi Blangkon Jateng diluncurkan sejak Maret 2021 dan mempunyai kelebihan yang bisa dirasakan pelaku UMKM.
Mulai dari cakupan yang luas, pelacakan pembayaran, pembayaran langsung, perbandingan harga, patuh pajak dan efisiensi kerja.
Menurut Ema, seluruh kabupaten/kota di Jateng sudah didorong untuk menggerakkan pelaku UMKM di wilayah masing-masing bisa masuk di aplikasi Blangkon Jateng.
Tujuannya, agar produk yang dibuat pelaku UMKM itu juga bisa dibeli pemerintah maupun perusahaan daerah lainnya.
“Mereka kan punya DAK dari Kementerian Koperasi, ini yang saya wajibkan mereka untuk melatih dan memasukkan UMKM-nya masuk ke Blangkon Jateng. Ini terus saya kampanyekan ke mana-mana, dan kalau ada pertemuan UKM saya minta mereka untuk masuk ke Blangkon Jateng,” kata Ema.
Lebih lanjut Ema menjelaskan, sebenarnya tidak ada kendala atau kesulitan bergabung dengan Blangkon Jateng.
Sejumlah pelaku UKM mengakui, kalau bergabung dengan Blangkon Jateng cukup mudah.
“Hanya tinggal mindset dan mengubah perilaku saja lebih pada digital. Ya paling penting sering cek email atau mungkin DM sosial media, karena siapa tahu ada pesanan di situ,” jelasnya.
Ema menyebut, saat ini masih ada 10 kabupaten di Jateng yang pelaku UMKM-nya belum bergabung dalam aplikasi Blangkon Jateng.
Sementara itu yang sudah dibelanjakan sekira Rp350 miliar dari target Rp3 triliun untuk belanja produk dalam negeri.
“Artinya ini belum terpenuhi. Apalagi sekarang batu bata juga baru masuk di katalog dan belum banyak yang tahu,” tutupnya. (Bud)