Semarang, Idola 92,6 FM – BPBD Jawa Tengah menyebutkan, Teknik Modifikasi Cuaca (TMC) yang dilakukan tidak menghilangkan bahaya banjir tapi hanya mengurangi risikonya.
TMC dilakukan menggunakan pesawat milik TNI Angkatan Udara (AU), dengan menaburkan garam di sekumpulan awan yang berpotensi membawa air hujan.
Kalahar BPBD Jateng Bergas Catursasi Penanggungan mengatakan TMC diajukan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan selanjutnya akan ditindaklanjuti dengan pemetaan potensi awan dari BMKG. Pernyataan itu dikatakan saat ditemui di kantornya, Senin (27/2).
Bergas menjelaskan, teknologi TMC merupakan hasil penelitian dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam memecah awan-awan yang berpotensi membawa air hujan tidak turun di satu titik wilayah.
Menurutnya, TMC dipandang cukup efektif dalam mengurangi risiko hujan ekstrem di suatu wilayah.
Bahkan, dalam beberapa hari ini meskipun hujan turun tetapi intensitasnya tidak terlalu ekstrem.
“Alhamdulillah usulan dari Pemprov Jawa Tengah kepada BNPB disetujui dan sudah bisa dilaksanakan walaupun hanya beberapa hari. Tapi apapun itu sudah sangat membantu dalam proses pengurangan risiko bencananya. Utamanya bencana banjir atau bencana hidrometeorologi,” kata Bergas.
Lebih lanjut Bergas menjelaskan, TMC tidak serta merta menghilangkan potensi bencana banjir.
Namun, TMC ini dilakukan untuk mengurangi risiko dari dampak hujan yang bisa berakibat banjir.
“Teknologi ini digunakan tujuannya adalah untuk menurunkan hujan di tempat atau lokasi yang tidak berisiko terjadi bencana. Misalnya di tengah laut atau bila sudah sampai darat akan dipecah awan yang mengandung air hujan agar tidak jatuh di satu titik,” pungkasnya. (Bud)