Belantara Foundation dan Fakultas Biologi UGM Gelar Kuliah Umum tentang Biodiversitas Indonesia

Kuliah Umum tentang Biodiversitas Indonesia
Belantara Foundation dan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar Kuliah Umum tentang Biodiversitas Indonesia di Auditorium Biologi Tropika, Fakultas Biologi UGM, Kamis (09/03) lalu. (Foto Dok Belantara Foundation)

Yogyakarta, Idola 92.6 FM – Belantara Foundation dan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar Kuliah Umum tentang Biodiversitas Indonesia di Auditorium Biologi Tropika, Fakultas Biologi UGM, Kamis (09/03) lalu.

Direktur Eksekutif Belantara Foundation, Dolly Priatna menjadi narasumber dengan menyampaikan topik tentang pentingnya konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia dan peluang karir yang dapat ditemukan pada bidang konservasi. Kegiatan ini dibuka oleh Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja Sama dan Alumni Fakultas Biologi UGM, Eko Agus Suyono dan dimoderatori oleh Pengajar Laboratorium Ekologi dan Konservasi Fakultas Biologi UGM, Akbar Reza.

Dolly mengatakan, Indonesia merupakan negara mega biodiversitas, yaitu negara yang memiliki kekayaan keanekaragaman hayati yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan Indonesia sebagai rumah bagi 10 persen tumbuhan berbunga, 15 persen serangga, 25 persen ikan, 16 persen amfibia, 17 persen burung, dan 12 persen mamalia dari seluruh yang ada di dunia.

Indonesia memiliki sekitar 28.000 spesies tumbuhan berbunga (urutan ke-7 dunia), 122 spesies kupu-kupu sayap burung (urutan ke-1 dunia yang mana 44 persennya merupakan spesies endemik), 409 spesies amfibi (urutan ke-5 dunia), 755 spesies reptilia (urutan ke-3 dunia), 1.818 spesies burung (28 persen di antaranya endemik) dan 776 spesies mamalia (36 persen di antaranya endemik).

Kuliah Umum tentang Biodiversitas Indonesia
Belantara Foundation dan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar Kuliah Umum tentang Biodiversitas Indonesia di Auditorium Biologi Tropika, Fakultas Biologi UGM, Kamis (09/03) lalu. (Foto Dok Belantara Foundation)

“Keanekaragaman hayati Indonesia juga menghadapi berbagai ancaman, seperti degradasi habitat, hama dan penyakit, pencemaran, perburuan dan perdagangan flora dan satwa liar ilegal, perubahan iklim dan kerusakan lingkungan lainnya. Oleh karena itu, konservasi keanekaragaman hayati sangatlah penting untuk dilakukan segera dan mendesak guna menjaga keberlanjutan keanekaragaman hayati di Indonesia” ujar, Dolly yang juga sebagai pengajar di Prodi Manajemen Lingkungan Sekolah Pascasarjana Universitas Pakuan.

Dolly, yang juga Ketua LPPM Universitas Pakuan menjelaskan bahwa saat ini peluang karir di bidang konservasi sangat menjanjikan di Indonesia. Hal ini ditandai dengan makin bertumbuhnya organisasi dan lembaga nirlaba yang berfokus pada bidang konservasi keanekaragaman hayati. Demikian juga dengan industri sektor swasta dan lembaga pemerintah, serta media lingkungan. Sejak dua dekade lalu, perusahaan-perusahaan swasta mulai berlomba-lomba menunjukkan komitmen “hijau”, sehingga ini menjadi peluang yang amat besar bagi kita yang belajar ilmu biologi. Dalam bidang konservasi, terdapat berbagai peluang karir seperti ahli valuasi dan asesmen nilai konservasi tinggi, manajer proyek konservasi, ahli kebijakan konservasi, dan lain sebagainya. (yes/her)

Ikuti Kami di Google News