Semarang, Idola 92.6 FM – Badan Pusat Statistik (BPS), beberapa waktu lalu merilis profil kemiskinan di Indonesia per September 2022. Data BPS menunjukkan, Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi provinsi dengan tingkat kemiskinan tertinggi di pulau Jawa, dengan angka kemiskinan di 11,49%, sedangkan rata-rata nasional sebesar 9,54%. Kemiskinan dihitung berdasarkan batas bawah pengeluaran per bulan sebesar Rp 521.000.
Angka ini nyatanya berbanding terbalik dengan indeks kebahagiaan yang juga dikeluarkan oleh BPS. DIY masuk dalam 10 besar provinsi paling bahagia di Indonesia dengan angka harapan hidup yang cukup tinggi.
Kasus Yogyakarta ini unik karena walau tercatat sebagai provinsi termiskin di Pulau Jawa tetapi menjadi provinsi paling bahagia di pulau Jawa. Di sisi lain, Yogyakarta juga menduduki posisi kedua nasional setelah DKI Jakarta, dalam Indeks Pembangunan Manusia, yang dihitung berdasarkan kesehatan, angka harapan hidup, pendidikan, dan standar hidup layak.
Lalu, apa yang membuat provinsi DIY menjadi provinsi termiskin di pulau jawa namun penduduknya justru bahagia? Bagaimana bisa? Jadi, apa faktor kunci yang paling menentukan kebahagiaan?
Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan sejumlah narasumber, antara lain: Bhima Yudistira Adhinegara (Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Dr Zuly Qodir (Sosiolog Universitas Muhammadiyah Yogyakarta), dan Dr. Saifur Rohman (Ahli Filsafat dan Budayawan dari Universitas Negeri Jakarta). (her/yes/ao)
Simak podcast diskusinya: