Bagaimana Mestinya Pola Asuh Keluarga untuk Mencegah Tindak Kekerasan Remaja dan Anak muda?

Ilustrasi
Ilustrasi/Istimewa
Ikuti Kami di Google News

Semarang, Idola 92.6 FM – Dalam beberapa waktu belakangan ini, kasus kekerasan yang dilakukan remaja hingga pemuda, marak terjadi. Kekerasan melekat pada kehidupan pemuda dengan berbagai motifnya. Ini dikemukakan Dosen Sosiologi FIS Universitas Negeri Jakarta.

Hal ini senada dengan hasil penelitian dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2020. Bahwa setiap tahun terjadi 200 ribu pembunuhan anak muda, usia 12 hingga 29 tahun. Ada 84 persen kasus di antaranya melibatkan laki-laki usia muda atau remaja laki-laki. WHO menyatakan, kekerasan pada anak muda menjadi isu global yang harus mendapat perhatian serius.

Menurut WHO, bentuk kekerasan di kalangan pemuda lebih sering terjadi di perkotaan dalam bentuk kekerasan fisik, perundungan, kekerasan seksual hingga pembunuhan.

Lantas, ketika WHO menyatakan bahwa kekerasan pada anak muda menjadi isu global yang harus mendapat perhatian serius, bagaimana upaya kita dalam mengatasinya? Bagaimana pula mestinya pola asuh keluarga dalam mencegah tindak kekerasan remaja? Benarkah, ketika kekerasan remaja marak terjadi—sesungguhnya menunjukkan bahwa keluarga telah gagal dalam pola asuh pada anak-anaknya?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber, yakni: Syaifudin (Dosen Sosiologi FIS Universitas Negeri Jakarta) dan Prof Euis Sunarti (Guru Besar Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga IPB University). (her/yes/ao)

Simak podcast diskusinya:

Artikel sebelumnyaHarga Cabai Rawit Turun di Awal Puasa
Artikel selanjutnyaBagaimana Menyikapi Polemik Impor Pakaian Bekas dalam Dimensi Kemartabatan Bangsa dan Keberpihakan pada Industri Nasional?