Semarang, Idola 92.6 FM – Beberapa waktu belakangan, publik dihebohkan dengan aksi kekerasan yang dilakukan oleh Mario Dandy Satrio terhadap terhadap Cristalino David Ozora. Penganiayaan ini pun menyeret Rafael Alun, Ayah Mario yang merupakan pejabat di Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan hingga kemudian dipecat dari jabatannya.
Pengamat Sosial Devie Rahmawati menyoroti aksi kekerasan yang dilakukan Mario Dandy Satriyo. Ia menilai, aksi kekeran tersebut sebagai bentuk dari pergeseran nilai sosial di masyarakat Indonesia. Menurutnya, saat ini telah tumbuh rage culture atau budaya kekerasan yang menjadi masalah di era modern ini.
Hal itu seolah mengonfirmasi hasil Riset Digital Civility Index (DCI) yang dirilis Microsoft tahun 2021 lalu. Survei itu mencatat masyarakat Indonesia tergolong sebagai warganet paling tidak sopan se Asia Tenggara. Parahnya lagi, hal itu dikonversi dari ruang digital ke ruang nyata. Akibatnya masyarakat Indonesia menjadi lebih stres dan mudah marah.
Lalu, belajar dari kasus Mario Dandy Satrio, bagaimana cara melembutkan hati anak-anak sehingga empati mereka terasah sejak dini? Mengingat Pendidikan tidak melulu soal aspek kognitif, maka bagaimana cara keluarga dalam menanamkan dan menginternalisasi nilai-nilai kebajikan?
Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan sejumlah narasumber, antara lain: Devie Rahmawati (Pengamat Sosial Universitas Indonesia), Dr. Itje Chodidjah, M.A (Pendidik dan juga sebagai Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO), dan Dr Jejen Musfah, M.A (Pengamat pendidikan karakter/ Wasekjen PB PGRI). (her/yes/ao)
Simak podcast diskusinya: