Semarang, Idola 92,6 FM-Pemprov Jawa Tengah telah menyalurkan beras cadangan sebanyak 151 ton, untuk daerah dengan kategori kemiskinan ekstrem.
Hal itu dilakukan, untuk menekan laju inflasi di Jateng.
Pj Gubernur Nana Sudjana mengatakan pemprov mengeluarkan kebijakan strategis, di antaranya menyalurkan beras cadangan ke daerah-daerah yang memiliki tingkat miskin ektrem dan rawan pangan. Hal itu dikatakan usai mengikuti Rapat Koordinasi Wilayah dan Capacity Building TPID se-Jateng, kemarin .
Nana menjelaskan, pihaknya juga menggencarkan Gerakan Pangan Murah (GPM) dan sudah terlaksana 445 kali di 35 kabupaten/kota.
Selain itu, memberikan subsidi transportasi kepada para petani atau peternak maupun para pelaku usaha pangan lainnya dengan jumlah subsidi transportasi sebesar Rp287,709 juta atau setara 204 ton.
“Beberapa kebutuhan pokok ada kenaikan, di antaranya beras dan gula. Selain itu, ada kenaikan tapi masih kecil yaitu cabai. Inilah yang memang banyak mempengaruhi inflasi,” kata Nana.
Sementara itu Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jateng Rahmat Dwi Saputro, menambahkan, pada September 2023 kemarin tercatat ada enam kabupaten/kota yang inflasinya cukup tinggi.
Capaian inflasi di enam daerah tersebut, berada di atas inflasi nasional.
Menurut Rahmat, perlu langkah antisipasi terhadap berbagai gejolak harga yang terjadi belakangan ini.
“Ini sudah warning, sudah red color. Ini disebabkan oleh inflasi beras. Urgensi strategi antisipasi peningkatan harga beberapa komoditas pangan di Jawa Tengah perlu dilakukan, terutama beras,” ucap Rahmat.
Lebih lanjut Rahmat menjelaskan, operasi pasar yang dilakukan masih dianggap kurang optimal mengendalikan inflasi pangan.
Oleh karena itu, diperlukan penyediaan pasokan pangan dengan harga yang stabil dan bersifat kontinyu. (Bud)