Semarang, Idola 92,6 FM – Harga telur ayam yang turun dan membuat peternak telur merugi, nyaris menjadikan peternak enggan kembali beraktivitas. Namun, gerakan ASN borong hasil pertanian dengan harga di atas pasar membuat peternak telur kembali bergairah.
Salah satu peternak telur yang tergabung di Kelompok Tani Budidoyo di Kecamatan Talun Kabupaten Pekalongan, Wahyuri mengatakan harga telur ayam sempat menyentuh angka Rp14 ribu per kilogramnya. Harga itu membuat peternak enggan berproduksi. Hal itu dikatakan saat ditemui di rumahnya, kemarin.
Menurut Wahyuri, Kelompok Tani Budidoyo ada delapan orang peternak yang tergabung. Dari delapan peternak itu, hampir separuhnya menyatakan diri akan berhenti karena harga telur jatuh.
Menurutnya, kondisi saat ini dipandang menyulitkan peternak telur karena harga tidak sesuai perkiraan dan ongkos produksi yang dikeluarkan.
“Adanya program ini saya kira sangat membantu bagi saya, khususnya kelompok peternak telur. Karena dengan adanya kegiatan seperti ini, harga telur bisa naik. Kan harga di pasaran masih rendah. Dengan adanya kegiatan ini bisa mendongkrak harga lebih tinggi,” kata Wahyuri.
Lebih lanjut Wahyuri menjelaskan, saat ini harga telur di pasar mencapai Rp21 ribu per kilogramnya. Dengan adanya kegiatan yang dilakukan pemprov, harga telur bisa terjual Rp25 ribu per kilogramnya.
“Dengan harga beli yang ditetapkan pemprov, bisa membantu untuk membeli pakan dan operasional di kandang,” jelasnya.
Peternak telur lainnya di Kecamatan Sukorejo di Kabupaten Kendal, Jumali juga mengaku senang karena telur-telurnya dibeli dengan harga di atas pasar.
Menurutnya, hal itu menjadikan peternak kembali bangkit dan tidak menelan pil pahit.
“Saya mengucapkan terima kasih karena sudah sangat membantu para peternak di wilayah Sukorejo. Kami juga terima kasih sudah membeli telur kami dengan harga yang di atas rat-rata,” ujar Jumali.
Jumali dan peternak telur lainnya berharap, kegiatan gerakan ASN borong hasil pertanian bisa terus dilakukan saat harga komoditas anjlok. (Bud)