Sandiaga Minta Biro Perjalanan Wisata Waspadai Penyebaran Omicron

Sandiaga Uno
Sandiaga Uno, Menparekraf. (Photo/Istimewa)

Semarang, Idola 92,6 FM – Kemenparekraf meminta pelaku biro perjalanan wisata, untuk mewaspadai penularan COVID-19 varian omicron. Terutama, para wisatawan tidak memaksakan untuk melakukan perjalanan wisata jika tidak mendesak.

Menparekraf Sandiaga Uno mengatakan varian omicron sudah masuk wilayah Indonesia, dan pemerintah telah mengambil tindakan untuk mengantisipasi penyebarannya. Pernyataan itu dikatakan saat kunjungan kerja di Semarang, Sabtu (22/1).

Sandiaga menjelaskan, saat ini pemerintah pusat maupun daerah terus melakukan antisipasi dari penularan kasus COVID-19 varian omicron. Khusus untuk biro perjalanan wisata, juga bisa menjalankan protokol kesehatan dengan ketat dan maksimal.

Menurut Sandiaga, biro perjalanan wisata harus tetap menjalankan testing dan tracing kepada para wisatawan yang akan atau usai bepergian. Sehingga, protokol kesehatan tetap harus terus ditingkatkan.

“Bahwa untuk biro perjalanan wisata, saya ingin menyampaikan bahwa omicron ini akan meningkat cukup signifikan. Tapi, Alhamdulillah dari segi jumlah yang harus dirumahsakitkan dan angka fatalitasnya rendah. Jadi, mungkin kita tidak perlu seperti delta yang ada isoter dan tidak perlu terlalu reaksi berlebihan serta tidak perlu panik. Jadi nanti untuk temen-temen perjalanan wisata kita akan berikan guideline atau panduan bagaimana kita menyikapi,” kata Sandiaga.

Lebih lanjut Sandiaga menjelaskan, saat ini Indonesia dianggap sebagai negara yang paling efektif dalam pengendalian kasus COVID-19. Harapannya, kasus COVID-19 varian omicron bisa terkendali dengan baik dan tidak meluas.

“Infonya yang saya dengar, varian omicron ini adalah varian terakhir dari COVID-19. Saat ini, di Inggris saja kasus COVID-19 sudah menjelma menjadi endemi dan ini harapan kita semua kasusnya sudah bisa terkendali. Pada tahun 2023 mendatang, pariwisata Indonesia sudah benar-benar pulih,” pungkasnya. (Bud)

Ikuti Kami di Google News
Artikel sebelumnyaMenyorot Pernyataan Arteria Dahlan soal Kajati Berbahasa Sunda, Bagaimana Dilihat Dari Sisi Etika dan Budaya?
Artikel selanjutnyaMengenal Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia bersama Tony Richard Samosir