Semarang, Idola 92.6 FM – Di tengah banyak negara mengalami resesi, kinerja ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2022 patut diapresiasi. Sebab dalam situasi global yang sedang dipenuhi ketidakpastian, di mana dunia dihadapkan dengan pemulihan pasca pandemi Covid-19, krisis pangan, hingga perang Rusia Ukraina, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih moncer.
Tahun 2022 ini pula, Indonesia untuk pertama kalinya memegang penuh Presidensi G-20. Capaian gemilang Indonesia selama “memegang” Presidensi G20 memberikan manfaat ekonomi yang besar diikuti multiplier effect lainnya seperti pembangunan infrastruktur hingga mendorong perkembangan UMKM.
Meskipun anggaran pendapatan belanja negara (APBN) pada tahun 2022 sedikit mengalami penurunan ke angka Rp2.714,2 triliun, ekonomi Indonesia pun berhasil tumbuh secara positif sepanjang tahun dan menunjukkan peningkatan dari kuartal I hingga III. Pada kuartal 1: pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,01 persen yang kemudian meningkat ke 5,44 persen pada kuartal 2 tahun 2022. Kemudian, pada kuartal 3 melesat menjadi 5,72 persen bila dibandingkan secara year-on-year.
Yang patut mendapat perhatian khusus adalah Pandemi Covid-19 yang membawa dampak yang sangat besar bagi hampir semua negara di dunia, tak terkecuali Indonesia. Salah satu dampak negatifnya yang paling berpengaruh adalah naiknya jumlah penduduk miskin baik di dunia, maupun di Indonesia.
Lalu, merefleksi ekonomi 2022 dan outlook tahun 2023, apa yang mesti kita harapkan dari Pemerintah? Apa saja kelebihan yang telah kita capai di tahun 2022 yang bisa dimaksimalkan pada tahun 2023?
Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber: Prof Ari Kuncoro (Ekonom/Rektor Universitas Indonesia), Bhima Yudistira Adhinegara (Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS)), dan Roy N Mandey (Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO)). (her/yes/ao)
Simak podcast diskusinya: