Semarang, Idola 92,6 FM – PGN mulai membangun infrastrukur gas bumi menuju Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), dan merupakan eksekusi konkret PGN dalam menyediakan energi bersih bagi kawasan industri. Serta, mendukung utilisasi pipa transmisi Cirebon-Semarang yang dibangun pemerintah.
Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Achmad Muchtasyar mengatakan jaringan pipa distribusi ke KITB yang akan dibangun berdiameter delapan inch dengan panjang 7,3 kilometer. Memiliki tekanan 17 Barg dan kapasitas alir dari pipa sebesar 25 MMSCFD. Hal itu dikatakan di sela pelaksanaan simbolis pembangunan infrastruktur jaringan pipa gas bumi di KITB, kemarin.
Achmad menjelaskan, KITB berpotensi menyerap gas bumi maksimal 24,8 MMSCFD yang terdiri dari 14 tenant. Saat jaringan pipa gas bumi berserta infrastruktur pendukungnya siap on stream pada 2023, maka gas bumi untuk KITB akan bersumber dari PEPC Jambaran Tiung Biru (JTB).
Menurutnya, konsep KITB nanti akan terintegrasi dengan perumahan dan layanan kesehatan serta rantai suplai antarpabrik. PGN berpeluang mengembangkan infrastruktur gas bumi untuk bisa melayani perumahan, usaha menangah dan retail.
“Ini merupakan momentum yang sangat berarti bagi PGN dan stakeholders, di mana pengembangan infrastruktur gas bumi merupakan wujud nyata komitmen pemerintah pusat dan daerah serta BUMN bersama swasta. Kita bersinergi danbergandengan tangan dalam memulai proses penyaluran energi bersih ramah lingkungan dan ketersediaan energi yang berkelanjutan bagi Kawasan Industri Terpadu Batang,” kata Achmad.
Lebih lanjut Achmad menjelaskan, pembangunan pipa distribusi perlu dilakukan untuk dapat menyalurkan gas menuju KITB. PGN memberi dukungan kepada pemerintah dalam percepatan pembangunan infrastruktur hilir, untuk dapat segera menyerap pasokan gas dari berbagai sumber. Termasuk, mendukung percepatan utilisasi dan dampak keekonomian pembangunan Pipa Cirebon Semarang.
“PGN siap berkolaborasi dengan berbagai pihak demi keandalan infrastruktur maupun pasokan gas bumi di Jawa Tengah. Tidak hanya di Batang, masih banyak kawasan industri di Jawa Tengah yang potensial menggunakan gas bumi,” pungkasnya. (Bud)