Perluas Pemanfaatan PLTS Atap di Jateng

Pemanfaatan PLTS
Pemanfaatan PLTS Atap di kawasan pabrik Pan brothers.

Semarang, Idola 92,6 FM – Pemanfaatan PLTS Atap sebagai energi baru terbarukan (EBT) terus digenjot, untuk mengurangi pemakaian energi fosil dan menjadikan langit Indonesia semakin biru.

Saat ini, pemakaian dan pemanfaatan PLTS Atap di Jawa Tengah juga sedang digalakkan pemprov maupun instansi swasta.

Sebagai startup penyedia energi bersih dan terbarukan, Xurya mencoba melakukan penetrasi dan perluasan jangkauan pemanfaatan instalasi PLTS Atap di Jateng.

Direktur dan Co-Founder Xurya, Edwin Widjonarko mengatakan Jateng dipandang memiliki potensi penerapan PLTS Atap yang cukup besar.

Letak geografis Jateng yang strategis, mampu menyerap energi matahari cukup besar.

Edwin menjelaskan, Xurya siap membantu para pelaku bisnis komersial dan industri di Jateng untuk bertransisi ke energi surya ramah lingkungan.

Yakni, dengan mekanisme sewa tanpa investasi agar dapat turut melestarikan lingkungan melalui pemasangan PLTS Atap di pabrik maupun tempat usaha.

“Pemasangan panel surya atap dapat berkontribusi pada pelestarian lingkungan, karena mengurangi pemakaian bahan bakar fosil. Selain itu, perusahaan juga dapat menghemat biaya listrik hingga 50 lebih, karena mereka tidak perlu mengeluarkan investasi tambahan,” kata Edwin saat ditemui di Semarang, kemarin.

Kepala Dinas ESDM Jateng Sujarwanto Dwiatmoko menyatakan, pemprov terus berkomitmen dalam pengembangan EBT dan salah satunya adalah pengembangan PLTS Atap.

Menurutnya, hingga akhir Spetember 2022 kemarin pemasangan kapasitas total PLTS Atap di Jateng mencapai 12,122 MWp.

“Kami menyambut baik kehadiran Xurya di Jawa Tengah, dan kami harapkan Xurya bisa menjadi mitra bagi banyak pihak untuk semakin memperluas instalasi PLTS Atap yang lebih ramah lingkungan,” ujar Sujarwanto.

Sujarwanto lebih lanjut menjelaskan, tren penggunaan energi terbarukan kian meningkat. Terutama, karena sumber energi BBM jumlahnya kian menipis dan dari segi harga penggunaan sel surya dua kali lipat lebih terjangkau dibandingkan energi listrik tradisional. (Bud)

Ikuti Kami di Google News
Artikel sebelumnyaSatu-satu di Klaten, Desa Ramah Disabilitas Dampingan Balkesmas Semarang
Artikel selanjutnyaPolitik Identitas Memfragmentasi Persatuan, Bagaimana Cara Mencegahnya?