Pengembang Perumahan Manfaatkan Ramadhan dan Lebaran Genjot Penjualan

Ikuti Kami di Google News

Semarang, Radio Idola 92,6 Fm – Ramadhan dan lebaran  menjadi momentum bagi developer perumahan untuk menggenjot penjualan, khususnya untuk rumah di segmen menengah kebawah. Untuk itu sebanyak 10 pengembang perumahan dan dua pendukung desain interior menggelar pameran di mall paragon Semarang mulai 30 maret – 10 april 2022 mendatang.

Panitia Pameran Property Expo Semarang, Juremi mengatakan, jumlah peminat rumah menengah kebawah selalu meningkat saat Ramadhan dan lebaran. Mengingat banyak pekerja mendapatkan tunjangan hari raya dari perusahaannya.

“dilibur lebaran biasanya mereka pulang dari luar kota dan dimanfaatkan untuk mencari rumah. Apalagi mereka akan mendapatkan THR,” ujar Juremi.

Sementara itu untuk rumah dengan segmen menengah keatas menurutnya akan sedikit melambat, karena orang – orang di segmen tersebut justru lebih banyak menahan uang mereka untuk membeli rumah.

“Dari pengalaman mometnnya seperti itu, untuk menengah keatas mereka pasti menunda pembelian untuk rumah,” kata Juremi.

Sementara itu Wakil Ketua Bidang Rumah Sederhana DPD Real Estate Indonesia (REI) Jawa Tengah Andi Kurniawan mengatakan, pembangunan rumah menengah kebawah mulai bergerak, seiring dengan pemulihan ekonomi. Kendati demikian pembangunan rumah sederhana masih belum sesuai dengan target yang dicanangkan oleh Real estate Indonesia (REI) Jateng.

“Sampai sekarang pembangunan rumah masih di bawah tiga ribu unit. Tapi kita targetkan hingga semester ini bisa tercapai lima ribu unit,” ungkapnya.

Andy mengatakan, laju pembangunan rumah sederhana masih terkendala dengan proses preijinan yang belum jelas diantaranya terkait dengan ijin persetujuan bangunan gedung (PBG). Menurutnya perijinan pengganti ijin membangun bangunan (IMB) ini masih terjadi perbedaan persepsi di sejumlah daerah, sehingga membuat developer kesulitan untuk mengerjakan pembangunan rumah.

“Ini perlu diselesaikan dengan cepat, karena PBG ini kan bukan hanya sektor property tapi semuanya, sehingga bisa menghambat investasi,” pungkasnya. (tim)

Artikel sebelumnyaMungkinkah, dengan Memperbaiki Tata Kelola Migas, Kita Jadi Tidak Tergantung Impor BBM?
Artikel selanjutnyaPemakaian QRIS di Trans Jateng Capai 44 Persen
Timotius Aprianto
Jurnalis senior dan koordinator liputan Radio Idola Semarang.