Semarang, Idola 92,6 FM – Pemkab Klaten mengadopsi program Pemprov Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng menjadi program Juwita 1000 Harta, guna menekan angka kasus stunting. Program Juwita 1000 Harta itu, diinisiasi Puskesmas Juwiring, dan telah diterapkan sejak 2013.
Nutrisionis Puskesmas Juwiring Sri Sugiyanti mengatakan program Juwita 1000 Harta, merupakan singkatan dari Juwiring Tanggap 1000 Hari Pertama Kehidupan. Inovasi itu diciptakan, untuk mengurangi angka stunting dan kematian ibu hamil serta bayi. Pernyataan itu dikatakan saat ditemui di tempat kerjanya, kemarin.
Sri menjelaskan, sistem kerja dari aplikasi Juwita 1000 Harta ini dengan membentuk Kampung Juwita di 19 desa di Kecamatan Juwiring. Tujuannya, untuk mengawal dan memberikan edukasi tentang persiapan melahirkan di 1000 hari pertama kehidupan janin dalam kandungan.
Menurutnya, edukasi diberikan kepada remaja putri dan calon pengantin serta ibu-ibu hamil.
“Tujuan dari inovasi Juwita ini yaitu kita ingin menurunkan angka stunting di Puskesmas Juwiring, dan menurunkan bayi lahir berat rendah serta mengawal ibu hamil supaya tidak anemia termasuk menurunkan prevalensi angka gizi buruk dan gizi kurang. Inovasi Juwita 1000 Harta kegiatannya kita akan mengadakan Kampung Juwita di 19 desa di wilayah kerja Puskesmas Juwiring,” kata Sri.
Lebih lanjut Sri menjelaskan, sejak 2013 hingga 2021 sudah menunjukkan tren membaik dari penurunan kasus stunting. Angka stunting dari 13,38 persen di 2013, menjadi 6,3 persen pada 2021. Sementara angka kematian bayi lahir, juga mengalami penurunan dari sebelumnya empat kasus menjadi satu kasus saja.
“Harapan kami, Juwita 1000 Harta ini bisa diterapkan di seluruh daerah, dan bisa mendukung program dari Pemprov Jawa Tengah. Sehingga, kasus stunting di Jawa Tengah bisa ditekan,” pungkasnya. (Bud)