Jambi, Idola 92.6 FM – Suryono dan empat temannya, terusik ketika para petani di wilayahnya di kecamatan Kayu Aro Kabupaten Kerinci Jambi mengambil kayu dari hutan Taman Nasional Kerinci Seblat yang tidak jauh dari kampungnya. Mereka kemudian mencari cara, bagaimana agar warga tidak merambah hutan dan menaikkan pendapatan (ekonomi) warga.
Ketekunan Suryono dan teman-temannya membuahkan hasil. Warga kembali tertarik bertani kopi di lahan yang tak merusak hutan Taman Nasional Kerinci Seblat dengan hasil yang menggiurkan. Tak hanya itu, Suryono dan tim juga sibuk mencari cara agar hasil kopi hasil panen petani dilirik oleh pembeli luar negeri.
Setelah bertemu dengan beberapa teman dari luar negeri, akhirnya mendapat solusi.
“Akhirnya kita punya teman dari Jepang, yang manawarkan teknologi blockchain. Akhinya kita launching di Amerika, Eropa. Satu-satunya kita di Asia Tenggara,”ungkap Suryono kepada radio Idola Semarang, pagi (16/12) tadi.
Suryono kini menjabat sebagai CEO PT Alko Sumatera Internasional. Sedangkan empat temannya, juga memimpin perusahaan-perusahaan di bawah bendera Alko.
Lalu bagaimana awal mula Suryono dan tim membangun jejaring ini, hingga sekarang mempunyai anggota 1.500 petani? Bagaimana mereka meyakinkan pembeli dari luar negeri? Ke mana produk kopi Alko didistribusikan?
Selengkapnya, berikut ini wawancara radio Idola Semarang bersama Suryono, Sang Peduli Petani Kopi Kayu Aro dan CEO PT Alko Sumatera Internasional. (yes/her)
Simak podcast wawancaranya: