Sumsel, Idola 92.6 FM – Seni dongeng diyakini mampu merekatkan hubungan antara orangtua dan anak serta menumbuhkan rasa empati dalam diri anak sejak dini. Hal itu pula yang diyakini Slamet Nugroho, pendongeng dari bumi Sriwijaya Sumatera Selatan. Kak Inug, panggilan Slamet Nugroho, sudah bergelut dengan dunia dongeng lebih dari 20 tahun.
Dalam mendongeng, pria kelahiran Bantul DIY Yogyakarta ini ditemani Mbah Jarwo, sebuah boneka yang seolah hidup dengan seni ventrilokuisme, yakni seni mengolah suara perut. Ini membuat Inug mampu meyakinkan orang bahwa ia bisa benar-benar sedang berbincang-bincang dengan bonekanya.
Inug menjadi pendongeng sejak masih kuliah di jurusan sastra Inggris Universitas Sebelas Maret Surakarta Jawa Tengah. Ia menjadi guru dongeng di sebuah taman kanak-kanak di Yogyakarta.
”Setelah itu saya juga sering mengikuti lomba dongeng, baik berbahasa Jawa atau Indonesia,” tutur Inug kepada radio Idola, pagi (21/09) tadi.
Usai memenangi berbagai perlombaan mendongeng, Inug memutuskan untuk merantau ke Sumatera. Palembang adalah kota yang dituju.
”Tahun 2005 saya merantau karena di Jawa waktu itu sudah banyak pendongeng, dan untuk kompetisi di sini juga banyak,” tambah Inug yang mempunyai ratusan murid dan beberapa diantaranya menjadi pendongeng yang merambah ke tingkat nasional.
Bahkan, murid Inug dari Musi Banyuasin, mendongeng di depan Presiden Joko Widodo. Inug pun pernah menjadi Juara 1 mendongeng tingkat provinsi Sumsel dan Badan Perpustakaan Daerah Provinsi Sumsel 2009.
Lalu, apa tantangan ke depan di tengah zaman digital dan media sosial?
Selengkapnya, berikut ini wawancara radio Idola Semarang bersama Slamet Nugroho “Kak Inug” Pendongeng dari bumi Sriwijaya Sumatera Selatan (yes/her)
Simak podcast wawancaranya: