Banyuwangi, Idola 92.6 FM – Mokhamad Mukhyi, Ketua Kelompok Masyarakat Pengawas dan Kelompok Usaha Bersama Pantai Rejo Pakis Banyuwangi Jawa Timur, sejak 2014, giat dalam pelestarian penyu. Pantai Cemara, kini bernama pesisir Dusun Pantai Rejo merupakan tempat pendaratan alami penyu lekang (Lepidochelys olivacea). Kadang sesekali juga disinggahi oleh penyu hijau (Chelonia mydas).
Kalangan nelayan Banyuwangi meyakini penyu merupakan sahabat keluarga. Mereka memahami peran penting satwa itu sebagai indikator kesehatan bahari. Untuk melestarikan penyu, Mokhamad Mukhyi bersama warga menjaga kawasan pantai untuk pendaratan dan tempat penyu bertelur.
“Untuk tahun 2022, sementara sudah 40 sarang yang kita tangkar,” jelas Mukhyi yang pernah berprofesi sebagai nelayan kepada radio Idola, pagi (04/08) tadi.
Menurutnya, kesadaran melestarikan penyu terutama penyu lekang didorong oleh salah satu sisi kelam kehidupan nelayan. Mereka menghormati penyu dan anakan tetapi tidak terhadap telur penyu yang dikonsumsi atau dijual.
Pria kelahiran Banyuwangi, 10 Oktober tersebut, saat ini aktif sebagai Ketua Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) dan Pengurus Divisi Konservasi Asosiasi Pokdarwis Banyuwangi.
Atas dedikasi selama ini, ia meraih sejumlah penghargaan. Yakni, Penghargaan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (2018), Juara Pokmaswas Banyuwangi (2019), Kalpataru Penyelamat Lingkungan (2020), Penyelamat Lingkungan Jawa Timur (2020), dan Penghargaan Lingkungan Banyuwangi (2021).
Selengkapnya, berikut ini wawancara radio Idola Semarang bersama Mokhamad Mukhyi, pegiat lingkungan dan perawat penyu dari Banyuwangi Jawa Timur. (yes/her)
Simak podcast wawancaranya: