Jakarta, Idola 92.6 FM – Pengalaman pahit getir saat menjalani cuci darah, mendorong Tony Richard Samosir mendirikan Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI). Kini, anggotanya sudah mencapai ribuan dan tersebar di seluruh Indonesia.
Tony (38) sebelumnya harus menjalani rutinitas cuci darah sejak 2009. Pada tahun 2013, ia bertemu Petrus Hariyanto (52) yang tak lain juga pasien cuci darah dan sekarang menjabat sebagai Sekjen KPCDI. Keduanya menderita gagal ginjal dan dipertemukan oleh keadaan. Perkenalan itu membawa mereka pada perbincangan dari hal remeh-temeh hingga kompleks sampai akhirnya lahirlah KPCDI.
KPCDI resmi berdiri pada 15 Maret 2015. KPCDI menjadi tempat pasien dan berbagi informasi. Seiring bergulirnya waktu, komunitas ini turut mengadvokasi kepentingan pasien cuci darah dengan memengaruhi kebijakan publik.
Menurut Tony, rata-rata orang mengalami gagal ginjal 70 persen karena gaya hidup. Sedangkan sekitar 300 ribu orang yang mengalami gagal ginjal di Indonesia, harus cuci darah. Tony yang sudah melakukan cangkok ginjal ini menuturkan, orang yang paling mengerti pasien gagal ginjal adalah sesama penderita. Mengapa? Karena dia punya pengalaman yang sama.
Lalu sejauh mana perjalanan tujuh tahun Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia?. Upaya apa saja yang dilakukan Tony dan anggota KPCDI untuk memberikan dukungan bagi pasien cuci darah?. Berikut perbincangan radio Idola Semarang bersama Tony Richard Samosir, pendiri/ketua KPCDI. (yes/her)
Simak podcast wawancaranya: