Mengenal Inovasi Raiter karya Tim Mahasiswa UB Malang

Tim Raiter
Tim Mahasiswa Universitas Brawijaya Malang; Muh. Fijar Sukma dan Muhammad Aditya dari FILKOM serta Faris Febrian, Miftahul Pebrianti, dan Siti Shofiah dari FMIPA berinovasi membuat Raiter. (Photo/Prasetya-UB)

Malang, Idola 92.6 FM – Tim Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang Jawa Timur berinovasi membuat teknologi alat pemanen air hujan berbasis Internet of Things (IoT) yang dinamakan Raiter. Inovasi ini dibuat untuk menyelesaikan permasalahan krisis air minum bersih. Mereka adalah Muh. Fijar Sukma dan Muhammad Aditya dari FILKOM serta Faris Febrian, Miftahul Pebrianti, dan Siti Shofiah dari F-MIPA.

Siti Shofiah kepada radio Idola, pagi (26/10) tadi mengatakan adanya perubahan iklim di Indonesia menyebabkan terjadi pergeseran musim dan menimbulkan cuaca ekstrem. Akibatnya Indonesia sering dilanda kekeringan di musim kemarau atau banjir bandang di musim penghujan. Dengan latar belakang seperti ini, kami membuat Raiter. ”butuh waktu 4 bulan membuat prototipe,”tutur Shofiah.

Raiter
Raiter, Inovasi teknologi alat pemanen air hujan berbasis Internet of Things karya tim Mahasiswa Universitas Brawijaya Malang. (Photo/Prasetya-UB)

Ia menambahkan dalam uji coba kemarin, air yang dihasilkan dari proses tersebut layak untuk dikonsumsi. Terlebih dengan IoT mempermudah pengguna untuk mengontrol alat ini dari jarak jauh.”Mengolah air hujan kalau tidak pakai IoT kita gak tahu kandungannya, beneran. Bisa dikonsumsi tidak atau sesuai standart gak,” terang mahasiswi jurusan Kimia ini.

Lalu seberapa mudah penggunaan sistem ini? Dan apa harapan ke depan?

Selengkapnya, berikut ini wawancara radio Idola Semarang bersama Siti Shofiah, anggota tim mahasiswa Universitas Brawijaya Malang yang berinovasi membuat teknologi alat pemanen air hujan berbasis IoT. (yes/her)

Simak podcast wawancaranya:

Ikuti Kami di Google News
Artikel sebelumnyaKandungan Infectan dalam Kadar Toxic? Benarkah Ini Mengindikasikan Lemahnya Pengawasan Obat?
Artikel selanjutnyaAsuransi Astra Lanjutkan Rangkaian Estafet Peduli Bumi di Semarang